...

Sabtu, 14 Agustus 2010

Pengertian Wali Allah


Dalam Kitab Jami’u karomatil Auliya Juz 1 hal 7 Syeh Yusup bin sulaiman berpendapat bahwa “wali ialah orang yang sangat dekat kepada Alloh lantaran penuh ketaatannya dan oleh karena itu Alloh memberikan kuasa kepadanya dengan Karomah dan penjagaan”
maksudnya adalah orang yang menjadi dekat keadaan jiwanya kepada Alloh karena ketaatan dia akibatnya Alloh menjadi dekat orang tersebut dan diberikan anugrah oleh Alloh berupa “karomah” dan penjagaan untuk tidak terjerumus berbuat maksiat,apabila dia terjerumus berbuat maksiat maka cepat-cepat dia bertaubat.
Menurut Wali qutubul Aqthob Al-Marhum Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Habib Abdullah Bin Abdil Qodir Bilfaqih Al-Alawy ra.  mengatakan bahwa :
الوَلِىُّ هُوَ ْالمُؤْمِنُ ْالمُتَّقِيُّ
yang dinamakan Wali itu adalah seorang mu`min yang bertaqwa.
Sedangkan kunci ingin menjadi wali menurut Ulama Besar Ibnu Qoyim ra. didalam kitabnya” Hadil Arwah ila baladil afroh “  halaman 60 menyatakan :
مِفْتَاحُ ْالوِلَايَةِ ْالمَحَبَّةُ وَالذِّكْرُ
“ Kuci kewalian adalah Cinta dan Dzikir “
Dan dapat diketahui dengan melihat ciri-cirinya atau tanda-tandanya sebagaimana diungkapkan oleh Ulama besar Sayyid Mahfud Abul Faidh Almanufi AlHusaini dalam kitabnya “ Jamharatul Auliya “ menerangkan bahwa :
Tanda ( alamat )  bagi seorang wali itu ada 3 :
1.agar menjadikan kemauan kerasna demi untuk Allah
2.Pelariannya kepada Allah dan
3.Kemasygulannya dengan Alloh
Sedangkan menurut pendapat Imam Ghozali dalam  “ Mukasyafatul Qulub “ menyatakan bahwa :
Tanda-tanda wali itu ada 3 :
1.Ia akan selalu disibukkan dengan Alloh
2.Pelariannya selalu kepada Allah
3.Tujuannya hanya kepada Allah.

Pengertian Thoriqoh

Thoriqoh menurut bahasa artinya jalan,cara,garis, kedudukan,keyakinan dan agama

Kata Thoriqoh disebutkan Alloh dalam Al-Qur`an sebanyak 9 kali dalam 5 surat, dengan mengandung beberapa arti sebagai berikut :
1.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat An-Nisa ayat 168 :


“ Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka”.

2.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat An-Nisa ayat 169 :




“ Kecuali jalan ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.

3.Thoriqoh berarti “ Kedudukan “ dalam Surat Thoha ayat 63 :


“ Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang Ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama “


Ayat ini menerangkan kedatangan Nabi Musa as. Dan Nabi Harun as. Ke mesir, akan menggantikan bani israil sebagai penguasa di mesir.
Sebagian ahli Tafsir mengartikan thoriqoh dalam ayat ini dengan “ Keyakinan ( agama )
Menurut ibnu Manzhur dalam kitabnya “ Lisanul arob “ Jilid 12 halaman 91 arti thoriqoh dalam ayat itu adalah “ tokoh –tokoh terkemuka “ جَالُ اْلأَشْرَفُ } { اَلرِّ jadi ayat itu berarti, kedatangan nabi Musa as. Dan nabi harun as. Ke mesir adalah untuk mengusir kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan jamaah atau tokoh-tokoh terkemuka kamu”. Lebih jauh lagi Ibnu manzhur menyatakan “ Inilah tokoh-tokoh pilihan kaumnya ‘هَذَا طَرِيْقَةُ قَوْمِهِ } {
Al-Akhfasy memaknai بِطَرِيْقَتِكُمُ اْلمُثْلَى } { “ dengan sunnah dan agama kamu yang tinggi “
Thoriqoh berarti juga الحَطُّ فِى الشَّيْءِ } { artinya “ garis pada sesuatu “طَرِيْقَةُ ْالبَـْيضِ } { artinya “ garis-garis yang terdapat pada telur “ Thoriqotul romal artinya “ sesuatu yang memanjang dari pasir “مَاامْتَدَّ مِنْهُ } {
Al-Laits menyatakan ‘thoriqoh “ ialah “ tiap garis di atas tanah, atau jenis pakaian atau pakaian yang koyak-koyak.itulah thoriqonya. Thoriqoh kata jama` taksirnya “ Thoroiq “ berarti “ tenunan dari bulu “, berukuran 4 sampai 8 hasta kali 1 hasta, dipertautkan sehelai demi sehelai “.
Menurut tafsir Al-Jamal juz 3 halaman 99 بِطَرِيْقَتِكُمُ اْلمُثْلَى } { dalam surat Thoha ayat 63 itu, artinya “ dengan orang terkemuka kamu “بِأَشْرَفِكُمْ } { kata “ Thoriqoh “ itu dipergunakan untuktokoh-tokoh terkemuka, karena mereka itu menjadi ikutan dan panutan orang banyak, sebagaimana diartikan juga oleh Abu As-su`ud.
Dalam kitab Mukhtarus shihhah disebutkan وَ طَرِيْقَةُ ْالقَوْمِ } { yakni أَمَاثِيْلُهُمْ وَجِيَادُهُمْ } { artinya “ orang-orang besar dan terbaik di antara mereka”.
Thoriqoh berarti juga شَرِيْفُ ْالقَوْمِ } { artinya “ tokoh terhormat sesuatu kaum “
Dalam tafsir Ibnu katsir juz 3 halaman 157 menyatakan بِطَرِيْقَتِكُمُ اْلمُثْلَى } { itu dengan wa hia assihru artinya “ Sihir “
Ibnu Abbas ra. mengartikannya dengan kerajaan yang mereka berdomisili dan mencari kehidupan didalamnya
Assya`bi ra. menafsirkan dengan “ Nabi harun as. Dan nabi Musa as.memalingkan perhatian orang banyakkepada mereka”.
Mujahid ra. mengartikannya dengan orang-orang terkemuka,cerdas dan lanjut usia diantara mereka
Abu sholih ra. mengartikannya dengan “ Orang-orang mulia diantara kamu “
Ikrimah ra. mengartikannya dengan orang-orang terbaik di antara kamu “
Qotadah ra. mengartikan dengan “ Mereka pada masa itu Bani Isroil “
Abdurrahman bin Zaid mengartikan dengan “ yang kamu berada diatasnya “بِالَّذِى أَنْتُمْ عَلَيْهِ } {
Dalam tafsir Al-Khozin juz 3 halaman 273 menafsirkan ayat itu dengan “ keduanya yakni Nabi harun as. Dan nabi Musa as.akan melenyapkan sunnah, dan agama kamu yang kamu anut”. يُذْهِبَا بِسُنَّـتِكُمْ وَبِدِيْـنِكُمُ الَّذِى أَنْتُمْ عَلَيْهِ } {
Dalam tafsir Al-Baghowi juz 4 halaman 273 orang arab mengatakan ayat itu dengan “ si anu berada di atas jalan yang lurus”. فُلاَنٌ عَلَى الطَّرِيْقَةِ ْالمُـثْلَى } {


4.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Thoha ayat 77 :

“ Dan Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".

kata –kata “ thoriqoh “ dalam ayat itu berarti “ Membuat jalan yang kering “ di atas laut dan terbelahnyaLautan merah untuk jalan bagi Nabi Musa as. Dan pengikut-pengikutnya. Peristiwa itu terjadi setelah memukul air laut itu dengan tongkat. 

5.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Thoha ayat 104 :


" Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika Berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja".
 yang dimaksud dengan lurus jalannya, ialah orang yang agak lurus pikirannya atau amalannya diantara orang-orang yang berdosa itu."

6.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Al-Ahqof ayat 30 :

" Mereka berkata: "Hai kaum kami, Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus."

7.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Al-Mu`minun ayat 17 :

" Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)."

8.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Al-Jin ayat 11 :

" Dan Sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda."
Al-Farro`mengartikan Kunna thoroiqo qidada dengan “ Kunna firoqon mukhtalifah artinya “ kami beberapa kelompok yang berbeda-beda.

9.Thoriqoh berarti “agama Islam “ dalam Surat Al-Jin ayat 16 :


" Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: Telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan."
kata “ thoriqoh “ dalam ayat itu berarti “ agama Islam
demikian beberapa makna thoriqoh dari segi bahasa.



Adapun “ Thoriqoh “ menurut istilah ulama Tasowwuf :

1. Thoriqoh adalah suatu cara atau pendakianyang di tempuholeh para ahli tasowwuf atau qoum mutashowwifin untuk mencapai tujuan.

2.menurut pandangan para Ulama mutashowwifin yaitu jalan atau petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa ole Rosululloh Saw. Dan yang dicontohkan oleh beliau dan para sahabatnya serta Tabi`in serta Tabi` tabi`in dan terus bersambung sampai kepada guru-guru,Ulama,kiyai secara bersambung hingga pada masa sekarang ini

3.”jalan kepada Alloh dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fiqih dan tasowwuf menurut kitab A-Ayatul Baiyinat karangan Ahmad khotib.
4.menurut arif billah syeh Zainuddin bin Ali dalam kitab “ Hidayatul Adzkiya Ila Thoriqotil Auliya :
وَطَرِيْقَةٌ أَخْدٌ بِأَحْوَطَ كَاْلوَرَعِ * وَعَزِيْمَةٌ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاً
Thoriqoh adalah menjalankan A`mal yang lebih berhati-hati dan tidak memilih kemurahan ( keringanan ) syara` seperti sifat waro` serta ketetapan hati yang kuat seperti latihan-latihan jiwa.

Dalam ilmu Tasowwuf dikatakan , bahwa syariat itu merupakan peraturan thoriqoh itu merupakan pelaksanaan sedangkan haqiqoh merupakan keadaan dan makri`fat merupakan tujuan yang terakhir.

Sholawat Mahabbah


الصّلاَةُ ْالمَحَبَّةِ :
اَللَّهُمَّ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلاَةً تَعْدِلُ جَمِيْعِ صَلَوَاتِ اَهْلِ مَـحَـبَّـتِكَ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ سَلاَمًا يَعْدِلُ سَلاَمَهُمْ  3 ×


Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim atas baginda kami Nabi Muhammad Saw. Dan atas keluarganya dan para sahabatnya, dengan shalawat keadilan_Mu. yakni dengan semua shalawat-shalawat yang ahli dalam mencintai_Mu. Mudah-mudahan salam sejahtera atas baginda kami Nabi Muhammad Saw. Dan atas keluarganya dan para sahabatnya, dengan salam keadilan terhadap salam sejahtera mereka.

( karya sayyid Ahmad Attijani )

Do`a


الّدعاء:


بسم الله الرحمن الرحيم


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَزَمَانٍ وَمَكَانٍ وَنِعْمَةٍ وَسُبْحَانَكَ رَبِّ ْالعَلِيِّ ْالوَهَّابِ، لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ اَللَّهُمَّ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَصْحَابِهِ كُلَّمَا ذَكَرَكَ وَذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَسَهَى وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ وَذِكْرِهِ ْالغَافِلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتَنَا مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ


اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ هَذِهِ اْلأُمَّةَاْلمحُـَمِّدِيَّةَ بِجَمِيْلِ عَوَائِدِكَ فِى الدَّارَيْنِ إِكْرَامًا لِمَنْ جَعَلْتَهَا مِنْ أُمَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمِّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ عَافِ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ احْفَظْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ


اَللَّهُمَّ تَجَاوَزْ عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ


اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ


 اَللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ رَحْمَةً عَامَّةً يَارَبَّ ْالعَالمَِيْنَ  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمِّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ مَغْفِرَةً عَامَّةً يَارَبَّ ْالعَالمَِيْنَ اَللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمِّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ فَرَجًا عَاجِلًا يَارَبَّ ْالعَالمَِيْنَ يَارَبَّ كُلِّ شَيْئٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ إِغْفِرْلِىْ كُلَّ شَيْئٍ وَلَا تَسْأَلْنِىْ عَنْ كُلِّ شَيْئٍ وَلَا تُحَاسِبْنِىْ فِى كُلِّ شَيْئٍ وَأَعْطِنِىْ كُلَّ شَيْئٍ


  اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ ْالاَخْيَارَ 3× اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ ْالاَبْدَالِ 3× اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ كَثِيْرِاْلاَعْمَالِ 3×


اَللَّهُمَّ اَحْيِنَا بِحَيَاةِ ْالعُلَمَاءِ وَاَمِتْنَا بِمَوْتِ الشُّهَداَءِ وَاحْشُرْنَا يَوْمَ ْالقِيَامَةِ فِى زُمْرَةِ ْالاَوْلِيَاءِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ مَعَ ْالاَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ تَوْفِيْقَ اَهْلِ ْالهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ ْاليَقِيْنِ وَمُنَاصَحَةَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَجَدَّ اَهْلِ اْلخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّغْبَةِ وَبُعْدَ اَهْلِ ْالوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ ْالعِلْمِ حَتَّى نَخَافَكَ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي ْالآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ

اَللَّهُمَّ اكْشِفْ عَنَّا وَاصْرِفْ عَنَّا وَادْفَعْ عَنَّا ْالبَلاَءَ وَاْلغَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَاْلفِتَنَ وَاْلِمحَنَ وَاْلـهُمُوْمَ وَاْلغُمُوْمَ وَاْلكُرُوْبَ وَاْلاَحْزَانَ وَالشَّدَائِدَ وَالشَّرَّ ْالاَعْدَاءِ مَالَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ عَذَابِ ْالقَبْرِ وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنَ ْالفِتَنِ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ فِتْـنَةِ الدَّجَّالِ وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ فِتْـنَةِ الدُّنْيَا وَبَلَاءِ الدُّنْيَا وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ عِلْمِ لَايَنْفَعُ وَعَمَلٍ لَايُرْفَعُ وَقَلْبٍ لَايَخْشَعُ وَنَفْسٍ لَاتَشْبَعُ وَدُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ وَلَايُسْتَجَابُ وَ إِنَّ رَبِّّى لَسَمِيْعُ الدُّعَاءِ * اَللَّهُمَّ حَاسِبْنَا حِسَابًا يَسِـيْرًا اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ مِنْ خَيْرِمَاسَاَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ سَيِّّدُنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَااسْتَـعَاذَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ سَيِّّدُنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ وَاَنْتَ ْالمُسْتَـعَانُ وَعَلَيْكَ ْالبَلاَغُ وَلاَحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ وآخِرُ دَعْوَانَا اَنِ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ  ْالعَالَـمِيْنَ بِبَرَكَاتِ ْالاُمِّ ْالقُرْآنِ

ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI


Adab ma`a nafsi ( etika terhadap diri sendiri )
Ada tiga upaya yang harus diperhatikan yakni :
1. Muroqobah yakni keyaqinan senantiasi ( hati kita ) diawasi ( oleh Alloh ), di ketahui ( hati kita oleh Alloh ) dan diperhatikan hati kita oleh Alloh.
2. Munasabah yakni proses intropeksi diri kita sendiri ( Ceuk basa sundana mah “ ngaji diri “ )
3. Mujahadah yakni upaya kerja keras untuk meraih yang kita cita-citakan.

MUROQOBAH


Sebagaimana firman Alloh Swt  dalam surat An-Nisa ayat 1 :
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.

dan firman Alloh Swt  dalam surat Qof ayat 16 : 

Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya
dan firman Alloh Swt  dalam surat Qof ayat 18 :
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.

dan firman Alloh Swt  dalam surat al-A`laq ayat 14 :
Tidaklah dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
dan firman Alloh Swt  dalam surat al-Balad ayat 7 :
 Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?
 dan firman Alloh Swt  dalam surat al-Baqoroh ayat 235 :
dan Ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepada-Nya, dan Ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

MUHASABAH

Sebagaimana firman Alloh Swt dalam surat Al-Hasyr ayat 18 :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

dan firman Alloh Swt dalam surat al-Anbiya ayat 1-2 :

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,

dan firman Alloh Swt dalam surat al-Kahfi ayat 49 :

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, Kitab apakah Ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang Telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".

dan firman Alloh Swt dalam surat ali Imron ayat 30 :

Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang Telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.

Tentang Pendukung Muhasabah 

Pendukung muhasabah adalah al-i`tishom dan al-istiqomah, karena keduanya buah yang dimaksudkan.

Adapun hakekat muhasabah ( introfeksi diri ) adalah mengambil nilai yang berlalu dan yang akan datang.menurut Ijma ( kesepakatan para Ulama )

Muhasabah merupakan suatu kewajiban.Kandungan Ilmu dengan muhasabah yaitu Iman terhadap muhasabah Alloh Swt.yang mengharuskan adanya pegangan ( i`tishom ).

Perbedaan antara Istiqomah ( tegak lurus ) dan i`tishom adalah, kalau i`tishom berpegang erat pada kitab Allah Swt. Dan menjaga hukum-hukumnya

Sedangkan Istiqomah adalah keteguhan dan kemandirian dari kecendrungan pada dua pangkal perkara yang di pegang dan istiqomah mempunyai maksud pada dzatiyah-Nya dan maksud pada yang lain-Nya.

Istiqomah yang dimaksudkan pada dzatiyyahnya adalah merupakan sarana masuk menuju derajat terhimpun dari jurang perbedaan 
Wallohu A`lam

MUQODDAM / MURSYID DAN SYARAT-SYARATNYA


Muqoddam atau mursyid adalah seorang laki-laki yang memimpin tharekat, maupun mengatur langkah-langkah dan amaliah. Maksud mengatur langkah-langkah dan melaksanakan amaliah-amaliah thoriqoh ialah mengajar, membimbing, mendidik murid-murid dalam mengamalkan ajaran thoriqoh, juga membimbing mereka supaya mereka senantiasa mulazamahkan ( mengekalkan ) dzikir kepada Allah dan berakhlaqul Karimah.
Syarat-syarat seorang Muqoddam / Mursyid
Syeh Muhammad Amin Al-Kurdi, dalam kitabnya yang berjudul “ Tanwirul Qulub “ halaman
525-527 diterangkan, bahwa syarat-syarat seorang mursyid :
1.Seorang Alim ( Cerdik pandai ), yang mempunyai pengetahuan hukum-hukum syariat dan aqidah, sehingga murid-muridnya tidak ragu-ragu dalam mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya, dan murid-muridnya tidak perlu bertanya kepada orang lain.
2.Arif bijaksana mengetahui penyakit-penyakit hati yang harus dihindarkan dari dirinya.Penyakit hati antara lain sombong,takabur,dengki, riya, sum`ah,seorang mursyid hendaknya terhindar dari penyakit-penyakit hati tersebut.
3.Kasih sayang terhadap sesama umat islam, khususnya kepada murid-muridnya, jika dilihatnya mereka tidak sanggup melawan nafsu, tidak berdaya meninggalkan kejahatan, hendaknya diberi petunjuk dan tuntutan dan diberinya maaf sesudah dinasehati.
4.Mursyid tidak boleh memutuskan atau menutup jalan mereka dan tidak menimbulkan goresan yang dapat menyinggung perasaan di hati mereka, ia senantiasa – berusaha menuntun mereka sampai mereka mendapat petunjuk.
5.Mursyid harus mampu menyembunyikan `aib murid-muridnya.
6.Mursyid tidak boleh mempunyai sangkut paut dengan harta murid-muridnya, dan tidak boleh punya rasa tamak kepada murid-muridnya.
7.Seorang mursyid harus menyampaikan larangan-larangan kepada murid- muridnya segala apa yang dilarang oleh syara`, sehingga ucapannya amat berkesan dalam hati murid.
8.Tidak boleh duduk-duduk (kongko-kongko) dengan murid-muridnya, kecuali sekedar hajat. Senantiasa mengingatkan mereka, tentang ajaran-ajaran tharekat, berdasarkan kitab-kitab yang mu`tabar, agar mereka bersih dari kotoran-kotoran yang terlintas dalam hati. Membawa murid-muridnya senantiasa mengabdikan diri kepada Allah dan ibadah yang sah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
9. Pembicaraannya bersih dari sendagurau dan kelakar, dan tidak boleh mengejekorang lain dan pembicaraannya hendaknya betul-betul yang perlu saja.
10.Berlapang dada terhadap haknya; kurang-kurang sedikit tidak apa. Lebih baik mengalah. Seorang mursyid tidak boleh ingin dihormati; tidak boleh ingin disanjung. Seorang mursyid tidak membebani murid-muridnya dengan sesuatu yang mereka tidak sanggup. Tidak boleh menyusahkan mereka.
11.Jika wibawanya merosot dihadapan murid-muridnya, hendaknya menjaga jarak yang sewajarnya dan meninggalkannya dengan lemah lembut.
12.Mursyid senantiasa memberikan petunjuk dan tuntunan-tuntunan kearah kebaikan.
13.Jika ada murid menyampaikan saran-saran dan pemandangannya dalam berdzikir, maka seorang mursyid menyampaikan penolakannya secara umum. Dan murid tidak boleh memperlihatkan sesuatu yang dianggap baik atau kelebihan-kelebihan dengan yang lain, karena yang demikian itu dianggap melmpaui mursyidnya.
14.Mursyid wajib melarang murid-muridnya bercakap-cakap dengan orang yang tidak sefaham, kecuali dalam keadaan terpaksa.
15.Syekh atau mursyid, hendaknya berkhalwat di tempat yang khusus, sehingga orang lain tidak keluar masuk di tempat mursyid berkhalwat, kecuali pelayan atau sahabat-sahabatnya.
16.Tidak boleh membiarkan murid-muridnya mengganggu mursyidnya dari tidur, tidak boleh menghentikan mursyidnya dari makan, minum dan lain sebagainya. Mursyid harus menghindarkan diri, jika ada hal-hal yang diperhatikan murid-muridnya.
17.Tidak boleh membiarkan murid-muridnya terlalu banyak makan, sebab yang demikian, menyebabkan jadi budak perut.
18.Mursyid harus melarang murid-muridnya semajlis dengan sahabat-sahabat dari syekh lain, sebab yang demikian akan lebih cepat membawa faham pendapat yang bertentangan dengan tuntunan mursyidnya.`
19.Harus membatasi diri, tidak sering berkunjung ke pejabat-pejabat yang memegang kekuasaan atau hakim-hakim, agar murid-muridnya tidak terpengaruh.
20.Tegur sapa dan tutur katanya kepada murid-murid harus sopan dan lemah lembut, hendaknya mampu merangkul agar murid-murid tidak lari ke jam`iyyah lain.
21.Memenuhi undangan dari murid-muridnya, agar mereka senang, dan mursyidnya ditempatkan di tempat yang terhormat.
22.Jika duduk di samping murid-muridnya, hendaknya ia duduk dengan tenang, sopan, tertib, tidak menampakkan kegelisahan dan tidak selalu menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak mengulurkan kakinya (selonjor) di majlis tersebut. Bercakap-cakap dengan pelan-pelan. Mereka percaya dan yakni bahwa mursyid itu memiliki sifat-sifat yang terpuji dan menjadi ikutan dan panutan.
23.Jika slah seorang murid datang menghadap kepadanya, ia harus menerima dengan senang hati, tidak boleh dengan muka yang muram, dan jika seorang murid minta ijin meninggalkannya, ia mendo`akan tanpa diminta. Jika seorang mursyid menerima muridnya, hendaknya ia dengan pakaian yang rapi, bersih dan bersikap baik.
24.Apabila seorang murid tidak hadir di majlis dzikir, hendaknya ia menanyakannya dengan ucapan : “Wah lama tidak bertemu”. Jika si murid sakit, maka segera ditengok, dan jika ia memerlukan bantuan, maka hendaknya ia ndibantu. Dan jika ada salah seorang atau lebih yang meninggal, maka jamaah hendaknya shalat ghaib untuk mereka . secara keseluruhan adab seorang syekh hendaknya mengikuti jejak langkah yang dilakukan Rasulullah SAW. Kepada para sahabatnya, yaitu melakukan sesuatu menurut kemampuannya.
Cara mengangkat Mursyid
Pengangkatan seorang mursyid menurut Syeh Sulaiman Zuhdi, guru Syeh Abdul Wahhab Rokan Al-Kholidi dalam kitabnya yang berjudul “ Majmu`atur Rosail “ halaman 102 dinyatakan sebagai berikut :
-Dengan perintah ( Amar ) dari Syeh ( Muqoddam/Mursyid ) sebelumnya.
-Dengan Wasiat Syeh ( Muqoddam/Mursyid ) sebelumnya
- Di tunjuk oleh Muqoddam/Mursyid, memimpin thoriqoh di satu daerah yang belum adaMuqoddam/Mursyidnya di daerah itu.
-Diangkat oleh para Kholifah dan murid-muridnya dengan suara bulat ( Apabila Muqoddam / Mursyid Sudah meninggal dunia )

moto

  

لَا يَعْرِفُ ْالوَلِيَّ إِلَّا ْالوَلِيُّ
" La Ya'riful waliy illal waliy "
(tidak ada yang mengenali wali kecuali seorang wali)

Khotamul Auliya bukan berarti akhir para wali


Khotamul Auliya bukan berarti akhir para wali
Al-Imam AlMuhaddits Asy-Syeh Muhammad bin Ali Al-Hakim At-Tirmidzi yang menyusun kitab “ Nawaadirul Ushul fi Hadits mengingatkan kita tentang Martabatul Khotmiyyah / Khotamul Auliya :
وَلَيْسَ مَعْنَاهَا أَنَّ صَاحِبَ هَذِهِ ْالمَرَتَبَةِ هُوَ آخِرُ ْالأَوْلِيَاءِ وَلَكِنْ مَعْنَاهَا أَنَّهُ اَتَّمُ مَقَامَاتِ اْلوِلَايَةِ وَبَلَغَ أَعْلَى مَرَتَبَةٍ فِيْهَا ( الواردات : ص :126 )
“ Penyandang Martabatul Khotmiyyah / Khotamul Auliya bukan berarti akhir para wali melainkan dia telah menduduki serta mencapai maqom dan martabat kewalian yang paling sempurna dan paling tinggi “
( dituqil dalam kitab Al-Waridaat halaman 126 )

Kesempurnaan seorang wali Allah Swt.

Kesempurnaan seorang wali adalah bertemu langsung dengan Rasululloh Saw. Dalam keadaan jaga ( tidak tidur ) dan berjabat tangan langsung dengan beliau Saw. Sebagaimana pengakuan Sayyidina Ali Alkhowwash yang diterangkan di dalam kitab Fathur Robbani halaman 12 :
لَايَكْمُلُ عَبْدٌ فِى مَقَامِ ْالعِرْفَانِ حَتَّى يَصِيْرَ يَجْتَمِعُ بِرَسُوْلِ اللهِ ص.م يَقَظَةً وَمُشَافَحَةً ( الفتح الربانى ص.12
“ Seorang Hamba Alloh belum dapat dikatakan sempurna berada di dalam kedudukan Ma`rifat kecuali setelah dia berkumpul bersama Rosulullah Saw. Diwaktu dia jaga ( tidak tidur ) dan dapat berdialog langsung ( dengan beliau Saw. ) “
Sebagaimana perkataan Syeh Jalaluddin as Suyuthi :
رَأَيْتُ النَّبِّىَّ ص.م وَاجْتَمَعْتُ بِهِ يَقَظَةً نَيِّفًا وَسَبْعِيْنَ مَرَّةً (الفتح الربانى ص.12 بغية المستفيد ص : 215 , الميزان الكبرى أوّل ص: 44 )
“ Sesungguhnya aku berkumpul bersama Rasulullah Saw. Sampai waktu ini sebanyak 70 kali dalam keadaan jaga dan berdialog langsung ( dengan beliau Saw. ) “
( dituqil dalam kitab Fathur Robbani halaman 12, dan Bughyatul Mustafid halaman 215 dan Al-Mizaanul Qubro 1 halaman 44 )

Syeh Abul Abbas Al-Mursi juga mengatakan:
لِى أَرْبَعُوْنَ سَنَةً مَاحُجِبْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص.م طَرْفَةَ عَيْنٍ وَلَوْ حُجِبَ عَنِّى طَرْفَةَ عَيْنٍ مَا عَدَدْتُ نَفْسِى مِنْ جُمْلَةِ ْالمُسْلِمِيْنَ
(الجيش الكفيل : 43 , الميزان الكبرى أوّل ص: 44 )
40 Tahun Rosulullah Saw. Tidak pernah hilang dariku sekejap matapun . kalau beliau hilang dari aku sekejap mata saja, maka diriku tidak dapat aku golongkan dalam sejumlah kaum muslimin ‘

( dituqil dalam kitab Al-Jaysyul Kafiil halaman 43 dan Al-Mizaanul Qubro Zuj1 halaman 44 )
Syeh sayyid Ibrohim Al-matbuli menyatakan :
نَحْنُ فِى الدُّنْيَا خَمْسَةٌ لَا شَيْخَ لَنَا إِلَّا رَسُوْلُ اللهِ ص.م : اَلْجُنَيْدِىُّ , وَالشَّيْخُ أَبُوْ مَدْيَانَ , وَالشَّيْخُ عَبْدُ الرَّحِيْمُ اَلْغَنَوِى , وَالشَّيْخُ أَبُوْ السُّعُوْدِ ابْنُ أَبِى ْالعَشَآئِرِ , وَالشَّيْخُ أَبُو اْلحَسَنِ الشَّاذِلِى رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ
(الجيش الكفيل : 43 , بغية المستفيد ص : 215 )

Di Dunia kami berlima tidak mempunyai guru lain kecuali Rosululloh Saw. Yakni :
AlJunaidi,Syeh Abu Madyan,syeh abdurrohim AlGhonawi, syeh abu Su`ud bin Abu A`syaair dan syeh Abu Hasan Asy-Syadzili ra.
( dituqil dalam kitab Al-Jaysyul Kafiil halaman 43 dan Bughyatul Mustafid halaman 215 )

Apabila kita bertemu dengan rasulallah saw. dalam keadaan mimpi atau dalam keadaan jaga ( tidak tidur ), para sahabat berada bersama beliau saw. Begitu juga duriyyah beliau saw.
Sebagaimana dalam kitab Al-Ibriz , bahwa guru kami sayyidi Abdul Aziz Ad-Dibaghi mengatakan “Apabila saidil wujud SAW.telah hadir di dewan para wali, maka hadir pula bersama beliau abu bakar ra. Umar ra. Ustman ra. Ali ra.,hasan ra.husain ra.dan ibu keduanya yakni maulatina fathimah az-zahro terkadang mereka hadir semuanya dan ada kalanya sebagian dari merka saja yang turut hadir r.anhum ajmaiin.
Maulatina fathimah az-zahro duduk di bagian sebelah kiri majlis bersama serombongan wanita yang menyertainya menghadiri dewan itu, dan beliaulah pemimpin wanita-wanita itu ra. Wa anhunna.
Seterusnya sayyidi syeh abdul aziz Ad-dibaghi mengatakan “pada suatu malam saya mendangar maulatina fathimah az-zahro ra.” Memberi sholawat atas ayahnya SAW. Beliau mengucapkan ;

Mimpi dengan Rosululloh Saw. Menjadi kenyataan.
Abu bakar Muhammad bin Gholib bercerita kepadaku bahwa dia telah diberitahukan oleh muhammad bin khofif bahwa ia telah mendengar Abu bakar Muhammad bin Ali al-kattani berkata : “ Aku bermi9mpi melihat Nabi Muhammad Saw. Di dalam kebiasaanku “. Ia biasanya selalu melihat nabi dalam mimpinya setiap malam senin dan malam kamis ketika ia inging bertanya dengan nabi .Nabi selalu menjawabnya – “ dalam mimpiku itu aku diterima nabi Saw. Dimana beliau bersama 4 orang , kemudian beliau Saw. Bertanya kepadaku: Hai Abu bakar tahukah kamu siapa ini ? aku menjawab : Ya, dia Abu bakar asshidiq ra. Nabi bertanya lagi : tahukah kamu siapakah ini ? aku menjawab : Ya, dia Umar bin Khotob ra. , nabi bertanya lagi tahukah kamu ,siapakah ini? Aku menjawab : Ya ,dia Ustman bin Affan ra. , nabi bertanya pula : tahikah kamu, siapakah yang ke empat ini ? maka aku merasa bingbang dan tidak dapat menjawab, kemudian Nabi mengulangi pertanyaannya untuk yang kedua kalinya, akupun masih merasa bingbang dan tidak dapat menjawab, maka Nabi pun mengulangi pertanyaannya untuk yang ketiga kalinya, aku pun masih merasa bingbang, karena didalam hatiku terdapat keragu-raguan, kemudian nabi mengepalkan tangannya dan nununjukkan tangannya dengan isyarat kepadaku dan memukul dadaku , sambil berkata kepadaku : wahai abu bakar , katakanlah : ini adalah ali bin abi tholib. Maka akupun berkata : Ya Rosululloh, ini Ali bin abi tholib? Kemudian nabipun memp[erkenalkan diriku kepada ali bin abi tholib, beliau memegang tangan alira.dan berkata padaku, Hai abu bakar berdirilah! Pergilah ke bukit shofa bersama ali, kemudian aku pergi bersamanya ke bukit shofa . waktu itu aku tidur dalam kamarku tetapi ketika aku terbangun , aku telah berada di bukit shofa.
Mansur bin abdillah bercerita kepadaku bahwa dia telah mendengar Abu Abdillah bin jalla berkata : aku telah memasuki kota rosululloh Saw ( madinah) dan pada diriku terdapat sesuatu keinginan , maka aku berziarah ke kuburan nabi saw dan aku mengucapkan salam kepada beliau dan kepada dua sahabatnya, abu bakar dan umar ra. Kemudian aku berkata : Wahai Rosululloh pada diriku ada sesuatu keinginan ( maksud ) dan malam ini , aku adalah merupakan tamu anda. Selanjutnya aku pergi dari sisi kuburan Nabi dan tertidur di antara kuburan nabi dan mimbar masjid al-madinah dan tiba-tiba Nabi datang kepada ku dan membawakan roti untukku.kemudian aku memakan setengahnya , kemudian aku terbangun , dan kudapati dalam tanganku setengah bagian roti.
Yusuf al-Husain berkata : “ kami mempunyai murid seorang pemuda , ia mempelajari hadits sebelum mendalami pelajaran al-Qur`an , maka dalam tidurnya , ia bermimpi didatangi seseorang sambil berkat6a : seandainya engkau sudah tidak berlaku baik padaku maka mengapa kamu rendahkan pula kitabku, padahal seandainya engkau mengetahuinya di dalamnya terdapat pembicaraan-pembicaanku yang sangat indah.
Kebenaran adanya yang demikian ini dapat dibuktikan dengan suatu riwayat dari ali bin husain bin ahmad as-sarkhosi as-sulami dari suwaid, dari muhammad bin umar bin sholih bin mas`ud al-kila`I dan hasan al-basri, ia berkata : aku telah memasuki masjid al-bashroh, disana aku dapati beberapa kawan ku sedang duduk-duduk , maka akupun duduk beserta mereka , dikala itu aku mendengar mereka membicarakan seseorang dan mereka meburuk-burukkannya .kemudian aku mencegah mereka untuk membicarakan dirinya , dan aku mengalihkan pembicaraan mereka dengan menceritakan kepada mereka tentang beberapa hadits nabi yang berhubungan dengan seseorang yang mencemarkan nama selainnya, dimana saya telah mendengar sifat-sifat rosululloh saw. Dan nabi Isa bin maryam as.kemudian mereka merasa senang , dan pembicaraan mulai berlanjut ke soal-aoal lainnya , tetapi kemudian nama orang laki-laki itu di sebut-sebut lagi, hingga mereka pun membicarakannya kembali dan aku berada di antara mereka.setelah mereka melanjutkan perjalanannya masing-masing, dan akupun meneruskan perjalananku.maka ketika aku tidur, aku bermimpididatangi seoranglaki-laki berkulit hitam tangannya membawa sebuah piring yang di penuhi dengan ranting-rantihng pohoin dan diatasnya terdapat sepotong daging babi.kemudian dia berkata kepadaku: makanlah! Aku menjawab : Aku tidak mau, ini adalah daging babi, ia berkata : makanlah! Aku menjawab aku tidak mau, ini adalah daging babi, haram. Dia berkata : kamu harus memakannya
Akupun mengulai kembali penolakkanku.tetapi kemudian dia membukkan rahangku, dan meletakkan daging itu dalam muutku, akumerasa takut untuk membuang( memuntahkan)nya , dan aku tidak ingin menelannya dalam keadaan demikian itu aku terbangun maka demi alloh setelah kejadian itu selama 30 hari 30 malam , tidak ada makanan yang aku makan atau minum, karena yan g akan makan dan minum tidak memberikan rasa puas pada diriku dan juga karena aku masih merasakan kelezatan daging itu di dalam mulutku, dan bau harum daging itu di dalam lubang hidungku.

Wirid Lazimah


{ ورد السّفيانيـّة }
هذا الورد  المبارك  لمحمّد أبى سفيان بن حسن الدّين   السندى الجاوى  غفر الله له ونفعنا به وبعلو مه فى الدّارين  آمين
{  هذا الورد  يقرأ بعدالصبح والعصر  }

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ . اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ كُنْ صَلاَةً عَلَى اَلْفَ مَرَّةٍ مِنْ قِرَاءَةِ الصَّلاَتِيْ  
 اَللَّهُمَّ اَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ اَعْطِنِي مَغْفِرَتَكَ وَرَحْمَتَكَ
الأَوَّلُ اْلقَوْلِيْ الشَّرَفُ ِللهَِ  أَلْـفَاتِحَةْ..............................................
نَوَيْتُ بِتِلاَوَةِ وِرْدِ صَبَاحِ هَذَا اْليَوْمِ ِللهِ تَعَالَى وَنَوَيْتُ فِى قَلْبِيْ لِطَلَبِ الرِّضَى اللهِ تَعَالَى وَ لِطَلَبِ الْمَحَبَّةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَلْـفَاتِحَةْ..........................................
نَوَيْتُ بِتِلاَوَةِ وِرْدِ مَسَاءِ هَذَا اْليَوْمِ ِللهِ تَعَالَى وَنَوَيْتُ فِى قَلْبِيْ لِطَلَبِ الرِّضَى اللهِ تَعَالَى وَ لِطَلَبِ الْمَحَبَّةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَلْـفَاتِحَةْ..........................................
اَلْفَاتِحَةَ إِلَى رُوْحِ اْلخَاتَمِ ْالاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَ اْلعُلَمَاءِ و ْالاَوْلِيَاءِ اْلخَاتَمِ ْالاَوْلِيَاءِ اْلعُمْدَةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدِ بْنِ اْلخَاتَمِ ْالاَوْلِيَاءِاْلغَوْثِ عَبْدِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّ يَّاتِهِ وَاَهْلِ بَيْتِهِ وَاَتْبَاعِهِ اَنَّ اللهَ يُعْلِى دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ وَبَرَكَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَيَجْعَلُنَا مِنْ حِزْبِهِمْ وَيَرْزُقُنَا مَحَبَّـتَـهُمْ وَيَتَوَفَّانَا عَلىَ مِلَّّتِـهِمْ وَيَحْشُرُنَا فِى زُمْرَتِـهِمِ ْالفَاتِحَةَ أَثَابَكُمُ اللهُ .................        
اَلْفَاتِحَةَ إِلىَ اَرْوَاحِ آهَالِ الشَّفَاعَةِ مِنْ مُرْتَضَى ْالاَخْيَارِ عِنْدَ اللهِ مِنَ ْالاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَجَمِيْعِ ْالمَلاَئِكَةِ ْالمُقَرَّبِيْنَ وَاْلكَرُوْبِيِّّـيْنَ والرُّحَانِـيِّـيْنَ وَحَمَلَةِ ْالاَرْشِ وَحَافُوْنٍ وَشَوِيَّةٍ وَكَتَبَةٍ وَحَفَظَةٍ وَسَفَرَةٍ ثُمَّ إِلىَ اَرْوَاحِ اََصْحَابِهِ الرَّسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ وَ لِجَمِيْعِ الشُّهَدَاءِ بَدْرٍ وَاُحُدٍ وَخَنْدَقٍ وَخَيْبَرٍ وَخُنَـيْـنٍ وَطَائِفٍ وَمُؤْتَـةٍ وَرَجِيْعٍ وَبَنِى قُرَيْظَةٍ ثُمَّ إِلىَ اَرْوَاحِ جَمِيْعِ ْالعُلَمَاءِ ْالعَامِلِيْنَ وَ جَمِيْعِ ْالاَوْلِيَاءِ الْمُحَقِّقِيْنَ مِنَ ْالمَشَارِقِ إِلَى ْالمَغَارِبِِ خُصُوْصًا اَرْوَاحِ خَاتَمِ ْالاَوْلِيَاءِ اَيْ لِوَلِيِ اللهِ اْلعُمْدَةِ  وَ لِوَلِيِ اللهِ اْلغَوْثِ اَوِ اْلقُطْبِ اَوِاْلفَرْدِ  وَ لِوَلِيِ اللهِ اْلاَئِمَّةَ اَوِ اْلإِمَامَيْنِ اَيْ لِوَلِيِ اللهِ عَبْدِ الرَّبِّ وَ عَبْدِ اْلمَلِكِ وَاْلأَخْيَارِ  وَلِإِثْنَى عَشَرَ مِنَ ْالاَوْلِيَاءِ النُّقَبَاءِ وَلِـثَمَانِيَةِ مِنَ ْالاَوْلِيَاءِ النُّجَبَاءِ وَ ْالاَوْلِيَاءِ اَوْتَادِ ْالاَرْضِ اَوْتاَدٍ اَرْبَعَةٍ اَيْ لِوَلِيِ اللهِ عَبْدِ اْلحَيِّ وَ عَبْدِ العَلِيْمِ و عَبْدِ اْلقَادِرِ وَ عَبْدِ اْلوَدُوْدِ وَلِلْاَوْلِيَاءِ اْلاَبْدَالِ ْالاَرْضِ اَبْدَالٍ سَبْعَةٍ اَيْ لِوَلِيِ اللهِ عَبْدِ اْلحَيِّ عَلَى قَدَمِ إِبْرَاهِيْمَ وَ عَبْدِ العَلِيْمِ عَلَى قَدَمِ مُوْسَى وَ عَبْدِ اْلقَادِرِ عَلَى قَدَمِ هَرُوْنَ وَ عَبْدِ اْلوَدُوْدِ عَلَى قَدَمِ إِدْرِيْسَ وَعَبْدِ الشَّكُوْرِ عَلَى قَدَمِ يُوْسُفَ وَ عَبْدِ السَّمِيْعِ عَلَى قَدَمِ عِيْسَى وَعَبْدِ اْلبَصِيْرِ عَلَى قَدَمِ آدَمَ وَ لِوَلِيِ اللهِ حَوَاريٍّ وَلِأَرْبَعِيْنَ مِنَ ْالاَوْلِيَاءِ الرَّجَبِيِّيْنَ  وَ الرُّقَبَاءِ وَاْلاُمَنَاءِ وَاْلأَبْرَارِ وَالْخُلَفَاءِ وَ رِجَالِ اْلغَيْبِ وَ رِجَالِ اْلفَتْحِ وَ رِجَالِ اْلمَعَرِيْجِ  وَ أهْلِ عَيْنِ التَّحْكِيْمِ الزُّعَيْدِ وَاْلمَكْتُوْمِيْنَ وَاْلأفْرَادِ وَالْمَحْبُوْبِيْنَ وَاْلوَاصِلِيْنَ والطَّائِرِيْنَ وَالسَّالِكِيْنَ وَاْلمُرِيْدِيْنَ وَالطَّالِبِيْنَ  وَاُصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ وَذَوِى ْالحُقُوْقِ عَلَيْهِمْ اَجْمَعِيْنَ اَنَّ اللهَ يَغْفِرُلَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِى دَرَجَاتَهُمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَيَجْعَلُنَا مِنْ حِزْبِهِمْ وَيَرْزُقُنَا مَحَبَّـتَـهُمْ وَيَتَوَفَّانَا عَلىَ مِلَّّتِـهِمْ وَيَحْشُرُنَا فِى زُمْرَتِـهِمِ قَدَّسَ اللهُ اَرْوَاحَهُمُ ْالعَزِيْزُ ْالفَاتِحَةَ أَثَابَكُمُ اللهُ .................  
اَلْفَاتِحَةَ إِلىَ اَرْوَاحِ ْالإِمَامِ الصِّدْقِ فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ سَيِّدِنَا اَبِى بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَلِلْإِمَامِ اْلحُكَمَاءِ فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ سَيِّدِنَا عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَلِلْإِمَامِ السَّخَاوَةِ فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ سَيِّدِنَا عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَلِلْإِمَامِ الشُّهَدَاءِ فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ وَخَاتِمِ ْالاَوْلِيَاءِ النُّقَبَاءِ سَيِّدِنَا عَلِىٍّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ وَلِلْإِمَامِ اْلفُقَهَاءِ فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ سَيِّدِنَا مُعَادِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَلِلْإِمَامِ الزُّهْدِ فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ سَيِّدِنَا أَبِى ذَرِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَلِلْإِمَامِ اْلقُرَاءِ فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ سَيِّدِنَا اُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَلِلْإِمَامِ اْلمُؤَذِّنِيْنَ فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ سَيِّدِنَا بِلَالِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَلِلْخَاتَمِ ْالاَوْلِيَاءِ النُّجَبَاءِ سَيِّدِنَا حَسَنِ بن عَلِىِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
وَلِلْإِمَامِ الْمَقْتُوْلِيْنَ ظُلْمًا فىِ يَوْمِ اْلعِقَابِ وَخَاتِمِ ْالاَوْلِيَاءِ اْلأَخْيَارِ سَيِّدِنَا حُسَيْنِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  ثُمَّ إِلىَ اَرْوَاحِ اَزْوَاجِ رَسُوْلِ اللهِ الطَّاهِرَاتِ اُمَّهَاتِ اْلمُؤْمِنَاتِ سَيِّدَتِنَا عَائِشَةَ الرِّضَى وَخَدِيْجَةَ اْلكُبْرَ وَخُصُوْصًا سَيِّدَتِنَا فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءِ وَذُرِّيَّتِهَِا الْجَمِيْعِ . اَنَّ اللهَ يَغْفِرُلَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِى دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ وَبَرَكَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ ْالفَاتِحَةَ أَثَابَكُمُ اللهُ .................  

اَلْفَاتِحَةَ إِلىَ اَرْوَاحِ اْلعُلَمَاءِ اْلعَامِلِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَاْلأَوْلِيَاءِ وَ الرَّاشِدِيْنَ . ثُمَّ إِلىَ اَرْوَاحِ وَالِدِيْنَا وَمَشَايِخِـنَاوَمُعَلِّمِيْنَا وَذَوِى اْلحُقُوْقِ عَلَيْنَا اَجْمَعِيْنَ
 ثُمَّ إِلىَ اَرْوَاحِ اَمْوَاتِ اَهْلِ هَذِهِ اْلبَلْدَةِ مِنْ  ْالمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ مِنْ اُمَّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اَنَّ اللهَ يَغْفِرُلَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِى دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ وَبَرَكَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ ْالفَاتِحَةَ أَثَابَكُمُ اللهُ .................

إقرأ السـورة الفاتحة مكية وأياتها سبع :
اَعُوْذُ  بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بسم الله الرحمان الرحيم...إلى ولا الضالين

أَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مَرْكَـزِ اْلبَرَكَاتِيَّةِ * القَائِدِ الْجَانِّيَّةِ وَاْلأُنَاسِيَّةِ *  قِبْلَتِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ اْلبَرِيَّـةِ * وَنَافِذِ السَّبْعِ ْالأَرَضِيَّـةِ *  مِنَ ْالعَالَمِ ْالبَشَرِيَةِ إِلَى ْالمَلاَئِكَتِـيَّـةِ * وَمُخْـتَرِقِ السَّبْعِ الطِّبَاقِـيَّةِ *  مِنَ السَّمَاءِ الرَّقِيْعَةِ إِلَى اللَّـأْبِـيَّةِ * وَعَالِمِ السَّبْعِ الرِّيَاحِ * مِنَ ْالرِّيْحِ اْلعَذَابِيَّةِ
إِلَى الرَّحْمَتِيَّةِ * وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِى النُّفُوْسِ الزَّكِـيّةِ * وَآتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلوَسِيْلَةَ وَاْلفَضِيْلَةَ * وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ اْلعَالِيَةَ الرَّفِعَةَ * وَابْعَثْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِيْ وَعَدْتَهُ * إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ اْلمِيْعَادَ * أَللَّهُمَّ يَاوَهَّابُ 3 × هَبْ لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلوَسِيْلَةَ وَاْلفَضِيْلَةَ يَوْمَ اْلدَّئِمِيَّةَ * أَللَّهُمَّ يَارَافِعُ  3 ×  إِرْفَعْ لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّرَجَةَ اْلعَالِيَةَ يَوْمَ اْلأَبَدِيَّةَ * أَللَّهُمَّ يَاسَمِيْعُ 3 × بِحَقِّ اْلأَسْمَآئِكَ الْحُسْنَى إِسْمَعْنَا 2 ×  إِسْمَعْنَا اْلأَدْعِيَتَنَا مِنْ عَبِيْدِكَ اْلعَاجِزِ الذَّلِيْلِ الْحَقِيْرِنَا * آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ يَارَبَّ اْلعَالمَِيْنَ  3 ×  
    
اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ كُنْ صَلاَةً عَلَى اَلْفَ مَرَّةٍ مِنْ قِرَاءَةِ الصَّلاَتِيْ  3 ×
إقرأ السـورة الصافات 180 - 182 :  
سبحان...إلى...العالمين

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
إقرأ السـورة المزّمل مدنية آية 20  :
وما تقدّموا...إلى...غفور رحيم
لَبَيْكَ أَللَّهُمَّ رَبِّي وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَهَا أَنَاذَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الْحَقِيْرُ قَـآئِمٌ لَّكَ بَيْنَ يَدَيْكَ أَقُوْلُ مُسْتَعِيْنًا بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ إِمْتِثَالًا لِأَمْرِكَ وَتَعْظِيْمًا وَإِجْلَالًا لَكَ
أَسْتَغْفِرُاللهَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ 100× / 1000×

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
إقرأ السـورة الحجر 98  :
فسبّح...إلى...من الساجدين
لَبَيْكَ أَللَّهُمَّ رَبِّي وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَهَا أَنَاذَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الْحَقِيْرُ قَـآئِمٌ لَّكَ بَيْنَ يَدَيْكَ أَقُوْلُ مُسْتَعِيْنًا بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ مُخْلِصًالَّكَ مِنْ قَلْبِيْ بِمَا أَلْهَمْتَنِيْ إِلَيْهِ بِسَابِقٍ فَضْلِكَ وَمِنَّتِكَ مُسَبِّحًا لَّكَ إِمْتِثَالًا لِأَمْرِكَ وَتَعْظِيْمًا وَإِجْلَالًا لَكَ
سُبْحَانَ اللهِ وَ اْلحَمْدُ للهِ وَلَا إلَهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَولَ وَلَا قُوةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ عَدَدَ مَا عَلِمَ اللهُ وَزِنَةَ مَا عَلِمَ اللهُ وَمِلْءَ مَا عَلِمَ اللهُ 100× / 1000×
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
إقرأ السـورة الأحزاب 56  :
إنّ الله...إلى...تسليما
لَبَيْكَ أَللَّهُمَّ رَبِّي وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَهَا أَنَاذَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الْحَقِيْرُ قَـآئِمٌ لَّكَ بَيْنَ يَدَيْكَ أَقُوْلُ مُسْتَعِيْنًا بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ إِمْتِثَالًا لِأَمْرِكَ وَتَعْظِيْمًا وَإِجْلَالًا لَكَ وَلِرَسُوْلِكَ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ كُنْ صَلاَةً عَلَى اَلْفَ مَرَّةٍ مِنْ قِرَاءَةِ الصَّلاَتِيْ  100 × / 1000×

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
إقرأ السـورة البقرة مدنية آية 152  :
فاذكرونى...إلى...لاتكفرون
لَبَيْكَ أَللَّهُمَّ رَبِّي وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَهَا أَنَاذَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الْحَقِيْرُ قَـآئِمٌ لَّكَ بَيْنَ يَدَيْكَ أَقُوْلُ مُسْتَعِيْنًا بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ مُخْلِصًالَّكَ مِنْ قَلْبِيْ بِمَا أَلْهَمْتَنِيْ إِلَيْهِ بِسَابِقٍ فَضْلِكَ وَمِنَّتِكَ ذَاكِرًا لَّكَ إِمْتِثَالًا لِأَمْرِكَ وَتَعْظِيْمًا وَإِجْلَالًا لَكَ
اَللَّهُمَّ اَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ اَعْطِنِي مَغْفِرَتَكَ وَرَحْمَتَكَ 
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ  لَامَعْبُوْدَ إلاَّ اللهُ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ لَامَقْصُوْدَ إلاَّ اللهُ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ لَامَوْجُوْدَ إلاَّ اللهُ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ لَامَشْهُوْدَ إلاَّ اللهُ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ
وَقَالَ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : إِرْفَعُوْا أََيْدِيَكُمْ وَقُوْلُوْا : لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ  * أَللهُ مَعِيْ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ* أَللهُ حَاضِرِيْ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ* أَللهُ نَاظِرُ إِلَيَّ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ* أَللهُ شَاهِدُ عَلَيَّ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ* أَللهُ قَرِيْبٌ مِنِّيْ
لَا إلَهَ إلاَّ اللهُ 100× / 1000×
سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ سَلاَمُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
إقرأ السورة غافر   آية 60  :
وقال... إلى...لكم
لَبَيْكَ أَللَّهُمَّ رَبِّي وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَهَا أَنَاذَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الْحَقِيْرُ قَـآئِمٌ لَّكَ بَيْنَ يَدَيْكَ أَقُوْلُ مُسْتَعِيْنًا بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ إِمْتِثَالًا لِأَمْرِكَ وَتَعْظِيْمًا وَإِجْلَالًا لَكَ

الدّعاء:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَزَمَانٍ وَمَكَانٍ وَنِعْمَةٍ وَسُبْحَانَكَ رَبِّ ْالعَلِيِّ ْالوَهَّابِ، لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ اَللَّهُمَّ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَصْحَابِهِ كُلَّمَا ذَكَرَكَ وَذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَسَهَى وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ وَذِكْرِهِ ْالغَافِلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتَنَا مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ هَذِهِ اْلأُمَّةَاْلمحُـَمِّدِيَّةَ بِجَمِيْلِ عَوَائِدِكَ فِى الدَّارَيْنِ إِكْرَامًا لِمَنْ جَعَلْتَهَا مِنْ أُمَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمِّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ عَافِ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ احْفَظْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ تَجَاوَزْ عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ رَحْمَةً عَامَّةً يَارَبَّ ْالعَالمَِيْنَ  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمِّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ مَغْفِرَةً عَامَّةً يَارَبَّ ْالعَالمَِيْنَ اَللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمِّةِ سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَسَلَّمَ فَرَجًا عَاجِلًا يَارَبَّ ْالعَالمَِيْنَ يَارَبَّ كُلِّ شَيْئٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ إِغْفِرْلِىْ كُلَّ شَيْئٍ وَلَا تَسْأَلْنِىْ عَنْ كُلِّ شَيْئٍ وَلَا تُحَاسِبْنِىْ فِى كُلِّ شَيْئٍ وَأَعْطِنِىْ كُلَّ شَيْئٍ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ ْالاَخْيَارَ اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ ْالاَبْدَالِ اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ كَثِيْرِاْلاَعْمَالِ
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِى يُبَلِّغُنَا حُبَّكَ
اَللَّهُمَّ إِلْقَ وَ تَلَاقَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ
فِى الدُّنْيَا إِلَى اْلآخِرَةِ مَنَامًا وَيَقَظَةً وَمُشَافَحَةً وَلَوْ أَنَا اْلكَثِيْرُ الذُّنُوْبُ اِنَّكَ اَنْتَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ تُصِيْبُهُ شَفَاعَةُ النَِّبىِّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمُ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يَرَاكَ فِى الدُّنْيَا بِعَيْنِيْ قَلْبِهِ وَفِى اْلآخِرَةِ بِعَيْنِيْ رَأْسِهِ
وَآتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
اَللَّهُمَّ اَحْيِنَا بِحَيَاةِ ْالعُلَمَاءِ وَاَمِتْنَا بِمَوْتِ الشُّهَداَءِ وَاحْشُرْنَا يَوْمَ ْالقِيَامَةِ فِى زُمْرَةِ ْالاَوْلِيَاءِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ مَعَ ْالاَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ تَوْفِيْقَ اَهْلِ ْالهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ ْاليَقِيْنِ وَمُنَاصَحَةَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَجَدَّ اَهْلِ اْلخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّغْبَةِ وَبُعْدَ اَهْلِ ْالوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ ْالعِلْمِ حَتَّى نَخَافَكَ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي ْالآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
اَللَّهُمَّ اكْشِفْ عَنَّا وَاصْرِفْ عَنَّا وَادْفَعْ عَنَّا ْالبَلاَءَ وَاْلغَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَاْلفِتَنَ وَاْلِمحَنَ وَاْلـهُمُوْمَ وَاْلغُمُوْمَ وَاْلكُرُوْبَ وَاْلاَحْزَانَ وَالشَّدَائِدَ وَالشَّرَّ ْالاَعْدَاءِ مَالَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ عَذَابِ ْالقَبْرِ وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنَ ْالفِتَنِ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ فِتْـنَةِ الدَّجَّالِ وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ فِتْـنَةِ الدُّنْيَا وَبَلَاءِ الدُّنْيَا وَ نَعُـْوذُ بِاللهِ مِنْ عِلْمِ لَايَنْفَعُ وَعَمَلٍ لَايُرْفَعُ وَقَلْبٍ لَايَخْشَعُ وَنَفْسٍ لَاتَشْبَعُ وَدُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ وَلَايُسْتَجَابُ وَ إِنَّ رَبِّّى لَسَمِيْعُ الدُّعَاءِ * اَللَّهُمَّ حَاسِبْنَا حِسَابًا يَسِـيْرًا اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ مِنْ خَيْرِمَاسَاَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ سَيِّّدُنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَااسْتَـعَاذَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ سَيِّّدُنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ وَاَنْتَ ْالمُسْتَـعَانُ وَعَلَيْكَ ْالبَلاَغُ وَلاَحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ وآخِرُ دَعْوَانَا اَنِ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ  ْالعَالَـمِيْنَ بِبَرَكَاتِ ْالاُمِّ ْالقُرْآنِ ْالفَاتِحَةِ.................

Shalawat Syafa`ah Uzma dan Syafa`ah mimmurtadhol Akhyar ( Syafa`atain )


لَبَيْكَ أَللَّهُمَّ رَبِّي وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَهَا أَنَاذَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الْحَقِيْرُ قَـآئِمٌ لَّكَ بَيْنَ يَدَيْكَ أَقُوْلُ مُسْتَعِيْنًا بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ إِمْتِثَالًا لِأَمْرِكَ وَتَعْظِيْمًا وَإِجْلَالًا لَكَ وَلِرَسُوْلِكَ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Saya datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah wahai Rabb kami, kebahagiaan Engkau dan yang terbaik semuanya dalam kekuasaan Engkau.

dan saya hanyalah Hamba Engkau yang lemah, hamba Engkau yang hina dan sangat hina yang berdiri karena Engkau diantara kekuasaan Engkau. saya meminta pertolongan dengan kekuasaan Engkau dan kekuatan Engkau dengan mematuhi perintah Engkau karena perintah Engkau , dengan pengagungan dan Kemulian bagi Engkau dan Rosul Engkau Saw.

اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا أَمَرْتَنَا بِالصَّلَوةِ عَلَيْهِ وَصَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا أَمَرْتَنَا اَنْ نُصَلِّيَّ عَلَيْهِ وَصَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا يُحِبُّ اَنْ يُصَلِّيَّ عَلَيْهِ وَصَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى صَاحِبِ الشَّفَاعَةِ اْلعُظْمَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِاللهِ الشَّفِيْعِ الْمُشَّفَعِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اْلاَعْمَى وَصَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى خِيَرَتِكَ مِنْ خَلْقِكَ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَْالمَلاَئِكَةِ ْالمُقَرَّبِيْنَ وَالصَّحَابَةِالطَّاهِرِيْنَ وَالشُّهَدَاءِالصَّالِحِيْنَ وَ ْالعُلَمَاءِ ْالعَامِلِيْنَ وَ ْالاَوْلِيَاءِ الله ِالْمُحَقِّقِيْنَ وَحَسُنَ اُوْلَـئِكَ شَفِيْعًا


Ya Allah Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim, Salam dan Barokah atas baginda kami Qiblatuna Muhammad Saw. Sebagaimana Engkau telah memerintahkan kami untuk membaca Sholawat atas Beliau Saw. Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim, Salam dan Barokah atas baginda kami Qiblatuna Muhammad Saw. Sebagaimana Engkau telah memerintahkan kami untuk bersholawat atas Beliau Saw. Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim, Salam dan Barokah atas baginda kami Qiblatuna Muhammad Saw. Sebagaimana Beliau Saw. Senang bila dibacakan sholawat atas diri Beliau Saw. Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim, Salam dan Barokah atas Nabi yang memiliki Syafa`ah yang sangat Agung yakni ( yang bernama ) Muhammad putra Abdullah Saw. Yang memberi Syafa`ah dan diterima Syafa`ah-Nya dihari qiamah yang gelap gulita. dan Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim, Salam dan Barokah atas orang yang menjadi pilihan Engkau di antara makhluk Engkau dari golongan para Nabi dan para Rosul, para Malaikat yang selamanya dekat dengan Allah, Para Sahabat Beliau Saw. yang bersih dari kotoran hawa nafsu, para Syuhada yang sholih, para U`lama yang mengamalkan ilmunya serta para Wali Allah yang haq, karena merekalah rombongan yang memiliki Syafa`ah.

اَللَّهُمَّ احْشُرْنَا فِي زُمْرَتِهِ وَسْتَعْمِلْنَا بِسُنَّتِهِ وَتَوَفَّنَا عَلَى مِلَّتِهِ وَعَرِفّـْـنَا وَجْهَهُ وَاجْعَلْنَا فِي زُمْرَتِهِ وَحِزْبِهِ اَللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ كَمَا آمَنَّابِهِ وَلَانَرَهُ وَلَاتُفَرِّقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ حَتَّى تُدْخِلَنَا مَدْخَلَهُ وَتُوْرِدَنَا حَوْضَهُ وَتَجْعَلَنَا مِنْ رُفَقَائِهِ مَعَ اْلمُنْعَمِ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَْالمَلاَئِكَةِ ْالمُقَرَّبِيْنَ وَالصَّحَابَةِالطَّاهِرِيْنَ وَالشُّهَدَاءِالصَّالِحِيْنَ وَ ْالعُلَمَاءِ ْالعَامِلِيْنَ وَ ْالاَوْلِيَاءِ الله ِالْمُحَقِّقِيْنَ وَحَسُنَ اُوْلَـئِكَ رَفِيْقًا وَ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ ْالعَالَـمِيْنَ

Ya Allah kumpulkanlah kami dalam jama`ah Beliau Saw. Dan pengamal sunah-sunah-Nya, matikanlah kami di atas agama-Nya , mengetahui wajah-Nya Saw. Dan jadikanlah kami dalam jama`ah-Nya dan sahabat-Nya.

YaAllah kumpulkanlah antara kami dan Beliau Saw. sebagai kami telah beriman meskipun kami belum pernah melihat Beliau Saw. Secara lahiriyah. Dan janganlah Engkau memisahkan antara kami dan Beliau Saw. hingga Engkau memasukkan kami dalam tempat masuk Beliau Saw. Dan sampaikanlah kami ke telaga Beliau Saw.dan menjadikan kami dari rombongan Beliau Saw. bersama-sama orang yang telah memperoleh ni`mat dari golongan para Nabi dan para Rosul, para Malaikat yang selamanya dekat dengan Allah, Para Sahabat Beliau Saw. yang bersih dari kotoran hawa nafsu, para Syuhada yang sholih, para U`lama yang mengamalkan ilmunya serta para Wali Allah yang haq, karena merekalah rombongan yang masuk surga.

Segala puji bagi Allah Rabb sekalian Alam.

تركيب للفقير إلى رحمة الربّ الغفّار : محمّد أبى سفيان بن حسن الدين السندى الجاوى الشافعى

Sholawat karangan orang yang hina dina yakni Al-Faqir Muhammad Aby sufyan yang mengharap Rahmat Allah Swt.

SHOLAWAT TUJUH LAPIS LANGIT JEUNG BUMI

بسم الله الرحمان الرحيم

أَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِاْلبَرِيَّـةِ وَنَافِذِ السَّبْعِ ْالأَرَضِيَّـةِ مِنَ ْالعَالَمِْ البَشَرِيَةِ إِلَى ْالمَلاَئِكَتِـيَّـةِ وَمُخْـتَرِقِ السَّبْعِ الطِّبَاقِـيَّةِ مِنَ السَّمَاءِ الرَّقِيْعَةِ إِلَى اللَّـأْبِـيَّةِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِى النُّفُوْسِ الزَّكِـيّةِ

YaAllah Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim dan Barokah atas baginda kamiQiblatuna Muhammad Saw. Yang lebih utama dari semua makhluk yangmenembus tujuh lapis bumi yakni dari mulai lapisan ke:

1. Alam Manusia { عَالَمُ ْالبَشَرِيَّـةِ }

2. Alam Jin { عَالَمُ ْالجَانِّـيَّةِ }

3. Alam Kala { عَالَمُ ْالعَقَارِبِـيَّةِ }

4. Alam Ular-ular { عَالَمُ ْالحَـيَّاتِـيَّةِ }

5. Alam Setan-setan { عَالَمُ الشَّـيَاطِيْنَ}

6. Alam Iblis dan pembantu-pembantunya { عَالَمُ ْالإِبْلِيْسِ وَجُنُوْدِهِمْ } sampai lapisan ke

7. Alam Malaikat { عَالَمُ ْالمَلاَئِكَتِـيَّـةِ }

Dan yang menembus tujuh lapis langit yang tertutup dari mulai langit yang pertama yang bernama langit :

1. Roqii`ah { رَقِيْعَة }

2. Faiiduum atau Maa`uun { فَيْدُوْم أَوْ مَاعُوْن}

3. Malakuut atau Haaroyuun { مَلَكُوْت أَوْ هَارَيُوْن }

4. Zaahiroh { الزَّاهِـرَة }

5. Muzayyanah atau Musahharoh { المُـزَيّـنَة أَوْ المُـسَـهَّرَة }

6. Kholishoh { الخَالِصَة } sampai ke langit ke 7 yang bernama

7. La,biyyah atau Daami`ah { اللَّـأْبِـيَّة أَوِ الدَّامِعَة }

Danlimpahkan Rahmat Ta`zhim dan Barokah atas Keluarga-Nya Saw. BesertaPara Sahabat-Nya Saw. Yang memiliki hati yang bersih dari kotoransyahwat hawa nafsu.

تركيب للفقير إلى رحمة الربّ الغفّار : محمّد أبى سفيان بن حسن الدين السندى الجاوى الشافعى

Sholawat karangan orang yang hina dina yakni Al-Faqir Muhammad Aby sufyan yang mengharap Rahmat Allah Swt.

SHOLAWAT KHOTIM ( PENUTUP )

اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ

كُنْ صَلاَتِـيْ يَارَبِّي بِاَجْرِاََلْفِ اَلْفِ اَلْفِ صَلَوَاتٍ عَلَى النَّبِيِّكَ وَبِاَجْرِاَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ حَسَنَةٍ وَ بِاَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّابِاللهِ


Ya Allah Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim, Salam dan Barokah atas baginda kami Qiblatuna Muhammad Saw. Penutup para Nabi dan para Rosul dan Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim, Salam dan Barokah atas keluarga-Nya, para shahabat-Nya yakni seluruhnya.

dan jadikanlah shalawat kami ini Ya Allah dengan pahala seribu ribu ribu shalawat atas Nabi-Mu Saw. seribu ribu ribu pahala kebaikan dan seribu ribu ribu tiada daya upaya dan tiada kekuatan untuk mengabdi kepada Engkau kecuali dengan pertolongan Engkau.


تركيب للفقير إلى رحمة الربّ الغفّار : محمّد أبى سفيان بن حسن الدين السندى الجاوى الشافعى

Sholawat karangan orang yang hina dina yakni Al-Faqir Muhammad Aby sufyan yang mengharap Rahmat Allah Swt.

Sholawat Mahabbah


الصّلاَةُ ْالمَحَبَّةِ

اَللَّهُمَّ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلاَةً تَعْدِلُ جَمِيْعِ صَلَوَاتِ اَهْلِ مَـحَـبَّـتِكَ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ سَلاَمًا يَعْدِلُ سَلاَمَهُمْ

Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim atas baginda kami Nabi Muhammad Saw. Dan atas keluarganya dan para sahabatnya, dengan shalawat keadilan_Mu. yakni dengan semua shalawat-shalawat yang ahli dalam mencintai_Mu. Mudah-mudahan salam sejahtera atas baginda kami Nabi Muhammad Saw. Dan atas keluarganya dan para sahabatnya, dengan salam keadilan terhadap salam sejahtera mereka.

( karya sayyid Ahmad Attijani )

Sholawat Adad


الصّلاَةُ ْالعَدَدِ


اَللَّهُمَّ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ عَدَدَ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ مِنْ خَلْقِكَ وَ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا يَنْبَغِيْ لَنَا اَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْهِ وَ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ كَمَا اَمَرْتَنَا اَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْهِ

Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim atas baginda kami Nabi Muhammad Saw. yang menjadi Nabi sebanyak bilangan orang yang bershalawat atas beliau Saw. Dari makhluk_Mu. dan limpahkanlah Rahmat Ta`dzim atas baginda kami Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana sesuatu yang patut atas kami untuk bershalawat atas beliau Saw. dan limpahkanlah Rahmat Ta`dzim atas baginda kami Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana sesuatu yang telah memerintahkan atas kami untuk bershalawat atas beliau Saw.

( karya sayyid Ahmad Attijani ra. )

Sholawat Fatih


الصّلاَةُ ْالفاتحِ


اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَاْلخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ اْلحَقِّ بِالْحَقِّ وَاْلهَادِي إِلَى صِرَاتِكَ اْلمُسْتَقِيْمِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ ْالعَظِيْمِ


Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim, Salam sejahtera, dan Keberkahan atas baginda kami Nabi Muhammad Saw. Pembuka sesuatu yang terkunci dan Penutupsesuatu yang terdahulu, dan Penolong Kebenaran dengan kebenaran, dan Penunjuk ke jalan_Mu yang lurus, Mudah-mudahan Alloh memberi rahmat kepadanya Saw. Dan salam sejahtera Alloh, dan kepada keluarganya danpara sahabatnya, dengan haq kedudukannya serta kadarnya yang terbesar.

MUJAHADAH

ياحبيبى اطبق جفنيك وانظرماذا ترى فان قلت لاأرى شيئا فهو خطا منك بل تبصر ولكن ظلام الوجود لفرط قربه من بصيرتك لاتجده فان احببت أن تجده وتبصره قدامك مع انك مطبق جفنيك فانقص من وجودك شيئا أو ابعد من وجودك شيئا وطريق تنقيصه والابعاد منه قليلا المجاهدة ومعنى المجاهدة بذل الجهد فى دفع الاغيار أو قتل الاغيار والاغيار الوجود والنفس والشيطان وبذل الجهد مضبوط بطرق

Sahabatku yang tercinta ,tutuplah kedua mata anda dan lihatlah apa yang tampak olehmu , jika anda katakan : aku tidak melihat sesuatu apapun , anda keliru , bahkan sebenarnya anda melihat .

Namun kegelapan wujud ini muncul disebabkan kedekatannya dengan kedua mata, sehingga anda tidak menemukan apa-apa. Jika anda ingin menemukan dan melihatnya pada arah depan, sementara anda menutup kedua mata anda, maka anda akan mengurangi wujud anda pada sesuatu atau anda menjauhkan sesuatu dari wujud anda.

Jalan mengurangi dan menjauhkan dari sesuatu itu sedikit demi sedikit, merupakan upayamujahadah”. Makna mujahadah itu sendiri adalah mencurahkan keseriusan dalam melawan atau membunuh segala bujukan. Bujukan yang bersumber dari wujud, nafsu, dan setan.

Pencurahan perjuangan itu juga melalui berbagai cara :

الاوّل : تقليل الغذاء بالتدريج فان مدد الوجود والنفس والشيطان من الغذاء ، فإذاقل الغذاء قل ساطانه

Pertama, sedikit demi sedikit mengurangi makan. Sebab makan merupakan tangan panjang dari wujud, nafsu dan setan. Apabila makan berkurang, berkurang pula penguasaannya.

والثاني : ترك الاختيار وافنائه فى اختيار شيخ مامون ليختار له ما يصلحه فإنه مثل الطفل والصبي الذى لم يبلغ مبلغ الرجال أو السفيه المبذر وكل هؤلاء لابدلهم من وصي أو ولي أو قاض أو سلطان يتولى أمرهم


Kedua, meninggalkan dan menghancurkan ikhtiar dengan menyerahkan kepada ikhtiar syekh ( guru rohani/Mursyid/Muqoddam ) yang terjaga, asy-syekh memilihkan yang terbaik bagi anda.

Posisi anda disini seperti seorang bayi atau bocah yang belum baligh, atau seperti seorang yang bodoh, yang secara keseluruhan memerlukan orang tua, wali, hakim, atau pemimpin yang membimbing mereka.

والثالث : من الطرق طريقة الجنيد قدّس الله روحه وهو ثمان شرائط :

Ketiga, mengikuti cara thariqoh ( jalan ) imam junaid ra. – semoga Allah mensucikan ruhnya – yang terdiri dari delapan syarat :

دوام الوضوء ودوام الصوم ودوام السكوت ودوام الخلوة ودوامالذكر وهو قول لاإله إلا الله ودوام ربط القلب بالشيخ واستفادة علمالواقعات منه بفناء تصرفه فى تصرف الشيخ ودوام نفي الخواطرودوام نركالاعتراض على الله تعالى فى كلما يرد منه عليه ضرا كان أو نفعا وتركالسؤال عنه من جنة أو تعود من نار

1. melanggengkan wudhu.

2. melanggengkan puasa.

3. melanggengkan diam.

4. melanggengkan khalwat.

5. melanggengkan dzikir, yakni ucapan “laa illaha illallah”.

6. melanggengkan hubungan batin dengan syekh, di samping mengambil

faedah ilmu yang terjadi dari syekh dengan kefanaan salik didalam upaya

syekh.

7. meninggalkan segala bisikan kekhawatiran.

8. meninggalkan sikap menentang Allah SWT. Baik dalam keadaan

membahayakan ataupun dalam keadaan yang memberikan manfaat, di

samping meninggalkan permintaan surga kepada-Nya dan perlindungan

dari neraka.

والفرق بين الوجود والنفس والشيطان فى مقام المشاهدة أن الوجود شديد الظلمة فى الاول فإذا صفا قليلا تشكل قدامك بشكل الغيم الأسود فإذا كان عرش الشيطان كان احمر فاذا صلح وفني الحظوظ منه وبقي الحقوق صفا وابيض مثل المزن والنفس اذا بدت فلونها لون السماء وهي الزرقة ولها نبعان كنبعان الماء من أصل الينبوع فإذا كانت عرش الشيطان فكانها عين من ظلمة ونار ويكون نباعها اقلفان الشيطان لاخير فيه وفيضان النفس على الوجود وتربيته منها فان صفت وزكت افاضت عليه الخير ونبت منه فان افاضت عليه الشر فكذلك ينبت منه الشر والشيطان نار غير صافية ممتزجة بظلمات الكفر في هيئة عظيمة وقد يتشكل قدامك كانه زنجي طويل ذو هيبة يسعى كانه يطلب الدخول فيك فإذا طلبت منه الانفكاك فقل فى قلبك


Perbedaan antara wujud, nafsu, dan setan adalah maqam musyahadah, antara lain : bahwa wujud itu pada mulanya sangat gelap. Apabila menjadi jernih sedikit demi sedikit sehingga terbentuk awan hitam di hadapan anda, maka ketika itu singgasana setan berwarna merah. Apabila bagian –bagian dari setan musnah dan yang masih ada adalah hak-hak,

maka warna itu menjadi bening dan putih seperti kabut. Sedangkan nafsu itu jika tampak, maka warnanya adalah warna langit, yaitu warna biru, yang memiliki beberapa sumber seperti sumber air yang keluar dari sumber mata air.

Singgasana setan yang muncul seperti perwujudan dari kegelapan dan api. Perwujudan ini sumbernya lebih sedikit, karena setan tidak layak berada di dalamnya.

Sedangkan luapan nafsu dan pengolahan wujud itu juga dari nafsu. Maka apabila nafsu telah bersih dan jernih, ia akan mengaliri kebajikan pada wujud dan hal-hal yang tumbuh dari kebajikan itu. Sebaliknya jika dilimpahi kejahatan akan tumbuh pula kejahatan dari padanya.

Setan merupakan api yang tidak pernah bersih, karena bercampur dengan kegelapan-kegelapan kufur dalam bentuknya yang begitu besar.

Gambaran tersebut membentuk di hadapan anda seperti sosok hitam yang panjang dan menakutkan, berjalan seakan-akan memasuki diri anda. Jika diri anda ingin melepaskannya, maka ucapkanlah do`a di dalam hati anda :

يَاغِيَاثَ اْلمُسْتَغِيْثِيْنَ أَغِثْنَا

“Wahai Dzat yang Maha Penolong bagi orang-orang yang memohon pertolongan, tolonglah kami.”

فإنّه يفر عنك

Seketika bayangan tersebut akan lari dari hadapan anda.

Sholawat Ghoibiyyah


الصّلاَةُ الغَيْبِيَّةِ فِى ْالحَقِيْقَةِ ْالاَحْمَدِيَّةِ


اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ عَلَى عَيْنِ ذَاتِكَ اْلعَلِيَّةِ بِاَنْوَاعِ كَمَالَاتِكَ ْالبَهِيَّةِ فِى حَضْرَةِ ذَاتِكَ ْالاَبَدِيَّةِ عَلَى عَبْدِكَ اْلقَائِمِ بِكَ مِنْكَ لَكَ اِلَيْكَ بِاتَّـمِّ الصَّلَوَاتِ الزَّكِـيَّةِ اْلمُصَلِّىَ فِى مِحْرَابِ عَيْنِ هَاءِ ْالهَوِيَّةِ التَّالِى السَّبْعِ اْلمَثَانِى بِصِفَاتِكَ النَّفْسِـيَّةِ الْمُخَاطِبِ بِقَوْلِكَ لَهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبِْ الدَّاعِى بِكَ لَكَ بِإِذْنِكّ لِكَافَّةِ شَؤْنِكَ ْالعِلْمِيَّةِ فَمَنْ اَجَابَ اصْطَفَى وَقَرَبَ ْالمُفِيْضُ عَلَى كَافَّةِ مَنْ اَوْجَدْتَهُ بِقَيُّوْمِيَّةِ سِرِّكَ اْلمَدَدِ السَّارِى فِى كُلِيَّةٍ اَجْزَاءٍ مَوَهِبَةٍ فَضْلِكَ اْلمُـتَجَلَّى عَلَيْهِ فِى مِخْرَابِ قُدْسِكَ وَاُنْسِكَ بِكَمَالَاتِ الوَهِـيَّـتِكَ فِى عَوَالِمِكَ وَبَرِّكَ وَبَحْرِكَ فَصَلِّ اَللَّهُمَّ عَلَيْه صَلاَةً كَامِلَةً تَامَّةً بِكَ وَمِنْكَ وَاِلَيْكَ وَعَلَيْكَ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ سَلاَمًا تَامًّاعَامًّا شَامِلاً لِاَنْوَاعِ كَمَالَاتِ قُدْسِكَ دَائِمِيْنَ مُتَّصِلِيْنَ عَلَى خَلِيْلِكَ وَحَبِيْبِكَ مِنْ خَلْقِكَ عَدَدَمَا فِى عِلْمِكَ ْالقَدِيْمِ وَعَمِيْمِ فَضْلِكَ ْالعَظِيْمِ وَنُبْ عَنَّا بِمَحْضِ فَضْلِكَ ْالكَرِيْمِ فِى الصَّلاَةِ عَلَيْهِ صَلاَتُكَ الَّتِى صَلَيْتَ عَلَيْهِ فِى مِحْرَابِ قُدْسِكَ وَهَوِيَّةِ اُنْسِكَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَاَبَةِ رَسُوْلِكَ وَنَبِيِّكَ وَسَلِّمْ عَلَيْهِمُ تَسْلِيْمًا عَدَدَ اِحَاطَةِ عِلْمِكَ

Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim dan Salam sejahtera atas sumber zat-Mu yang Maha Tinggi dengan jenis-jenis kesempurnaan-Mu yang indah, di hadapan zat-Mu yang abadi, atas hamba-Mu yang tegak dengan-Mu, dari-Mu, karena-Mu, kepada-Mu, dengan kesempurnaan sholawat-shalawat yang tak berdosa, yang membaca shalawat dalam mihrob sumber kecantikan telaga yang .......

( Disalin dari kitab Jawaahirul Ma`aanii wa Buluughul Amaani halaman216 juz ke2, Karangan Sayyidi Ali Haroozim bin A`roby ra. )

Sholawat Jauharotul Kamal


الصّلاَةُ جَوْهَرَةُ اْلكَمَالِ

اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ عَلَى عَيْنِ الرَّحْمَةِ الرَّبَانِيَّةِ وَاْليَاقُوْتَةِ ْالمُتَحَقِّقَةِ ْالحَائِطَةِ بِمَرْكَزِ ْالفُهُوْمِ وَاْلمَعَانِيْ وَنُوْرِ ْالاَكْوَانِ اْلمُتَكَوِّنَةِ ْاللآدَمِيَّ صَاحِبِ ْالحَقِ الرَّبَّانِيِّ اْلبَرْقِ ْالاَسْطَعَ بِمُزْنِ اْلاَرْيَاحِ ْالمَالِئَةِ لِكُلِّ مُتَـعَرِّضٍ مِنَ ْالبُحُوْرِ وَاْلاَوَانِيْ وَنُوْرِكَ اللاَّمِعُ الَّذِيْ مَلَأْتَ بِهِ كَوْنَكَ ْالحَائِطِ بِاَمْكِنَةِ ْالمَكَانِ اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ عَلَى عَيْنِ ْالحَقِّ الَّتِىْ تَتَجَلَّى مِنْهَا عُرُوْشُ اْلحَقَائِقِ عَيْنِ ْالمَعَارِفِ ْالاَقْدَمِ صِرَاطِكَ التَّامِ ْالاَقْوَمِ اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ عَلَى طَلْعَةِ ْالحَقِّ بِاْلحَقِّ ْالكَنْـزِاْلاَعْظَمِ اِفَاضَتِكَ مِنْكَ اِلَيْكَ اِحَاطَةِ النُّوْرِ ْالمُطَلْسَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ صَلاَةً تُعَرِّفُنَا بِهَا اِيَّاهُ


Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim dan Salam sejahtera atas sumber rahmat ketuhanan, dan yaqut yang nyata yang meliputi dengan pusat kefahaman dan ma`na-ma`na dan cahaya keadaan-keadaan yang mengadakan bangsa adam, pemilik kebenaran ketuhanan, kilat yang memancar dengan menghiasi angin-angin, yang penuh dengan setiap rintangan dari laut dan masa, dan cahaya_Mu berkilau yang memenuhi dengannya terhadap keadaan_Mu yang meliputi dengan tempat-tempat kedudukan. Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim dan Salam sejahtera atas sumber kebenaran yang tampak darinya, tahta hakikat-hakikat, sumber kaki- kaki ma`rifat, jalan_Mu yang sempurna ( bagi ) kaum-kaum. Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim dan Salam sejahtera atas pandangan kebenaran dengan kebenaran, gudang yang teragung, limpahan_Mu, dari_Mu, kepada_Mu, meliputi cahaya azimah ( Nabi Muhammad ) Saw. Dan atas keluarganya dengan membaca shalawat, ( semoga ) Engkau memperkenalkan kepada kami dengan-nya, ( dan ) hanya kepada-nya Saw.

( Disalin dari kitab Sa`adatud Daroin Fis sholati A`la Sayyidil Kaunain Saw. Karangan Syeh Yusuf bin Ismail An-Nabhani ra. )

الصّلاَةُ جَوْهَرَةُ اْلكَمَالِ

اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ عَلَى عَيْنِ الرَّحْمَةِ الرَّبَانِيَّةِ وَاْليَاقُوْتَةِ ْالمُتَحَقِّقَةِ ْالحَائِطَةِ بِمَرْكَزِ ْالفُهُوْمِ وَاْلمَعَانِيْ وَنُوْرِ ْالاَكْوَانِ اْلمُتَكَوِّنَةِ ْاللآدَمِيَّ صَاحِبِ ْالحَقِّ الرَّبَّانِيِّ اْلبَرْقِ ْالاَسْطَعَ بِمُزُوْنِ اْلاَرْيَاحِ ْالمَالِئَةِ لِكُلِّ مُتَـعَرِّضٍ مِنَ ْالبُحُوْرِ وَاْلاَوَانِيْ وَنُوْرِكَ اللاَّمِعُ الَّذِيْ مَلَأْتَ بِهِ كَوْنَكَ ْالحَائِطِ بِاَمْكِنَةِ ْالمَكَانِيِّ اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ عَلَى عَيْنِ ْالحَقِّ الَّتِىْ تَتَجَلَّى مِنْهَا عُرُوْشُ اْلحَقَائِقِ عَيْنِ ْالمَعَارِفِ ْالاَقْوَمِ صِرَاطِكَ التَّامِ ْالاَسْقَمْ اَللَّهُمَّ صَلِّّ وَسَلِّمْ عَلَى طَلْعَةِ ْالحَقِّ بِاْلحَقِّ ْالكَنْـزِاْلاَعْظَمِ اِفَاضَتِكَ مِنْكَ اِلَيْكَ اِحَاطَةِ النُّوْرِ ْالمُطَلْسَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ صَلاَةً تُعَرِّفُنَا بِهَا اِيَّاهُ


Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim dan Salam sejahtera atas sumber rahmat ketuhanan, dan yaqut yang nyata yang meliputi dengan pusat kefahaman dan ma`na-ma`na dan cahaya keadaan-keadaan yang mengadakan bangsa adam, pemilik kebenaran ketuhanan, kilat yang memancar dengan menghiasi angin-angin, yang penuh dengan setiap rintangan dari laut dan masa, dan cahaya_Mu berkilau yang memenuhi dengannya terhadap keadaan_Mu yang meliputi dengan tempat-tempat kedudukan. Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim dan Salam sejahtera atas sumber kebenaran yang tampak darinya, tahta hakikat-hakikat, sumber kaum- kaum ma`rifat, jalan_Mu yang sempurna ( bagi ) yang menyakitkan. Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim dan Salam sejahtera atas pandangan kebenaran dengan kebenaran, gudang yang teragung, limpahan_Mu, dari_Mu, kepada_Mu, meliputi cahaya azimah ( Nabi Muhammad ) Saw. Dan atas keluarganya dengan membaca shalawat, ( semoga ) Engkau memperkenalkan kepada kami dengan-nya, ( dan ) hanya kepada-nya Saw.

( Disalin dari kitab Jawaahirul Ma`aanii wa Buluughul Amaani halaman216 juz ke2, Karangan Sayyidi Ali Haroozim bin A`roby ra. )

Tingkatan Wali menurut Kitab Salaf


فَائِدَةٌ فِى تَعْرِيْفِ اْلقُطْبِ
أَخْبَرَ الشَّيْخُ الصَّالِحُ اْلوَرَعُ الزَّاهِدُ الْمُحَقِّقُ الْمُدَقِّقُ شَمْسُ الدِّيْنِ بْنُ كَتِيْلَةُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى وَنَفَعَ بِهِ آمِيْنَ قَالَ : كُنْتُ يَوْمًا جَالِسًا بَيْنَ يَدِي سَيِّدِي فَخَطَرَ بَبًّالِيْ أَنْ أَسْأَلَهُ عَنِ اْلقُطْبِ فَقُلْتُ لَهُ : يَاسَيِّدِي مَا مَعْنَى اْلقُطْبُ ؟
( Faedah ) mengenai definisi Wali Qutub
telah memberitahukan seorang guru yang sholih, wara` , Zuhud, seorang penyelidik, seorang yang teliti yakni
Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala menceritakan: “ suatu hari Saya sedang duduk di hadapan guruku, lalu terlintas untuk menanyakan tentang Wali Quthub. “Apa makna Quthub itu wahai tuanku?”
فَقَالَ لِيْ : اْلأَقْطَابُ كَثِيْرَةٌ ، فَإِنَّ كُلَّ مُقَدَّمِ قَوْمٍ هُوَ قُطْبُهُمْ وَأَمَّا قُطْبُ اْلغَوْثِ اْلفَرْدِ الْجَامِعِ فَهُوَ وَاحِدٌ
Lalu beliau menjawab kepadaku, “Quthub itu banyak. Setiap muqaddam atau pemuka sufi bisa disebut sebagai Quthub-nya. Sedangkan al-Quthubul Ghauts al-Fard al-Jami’ itu hanya satu.
وَتَفْسِيْرُ ذَلِكَ أَنَّ النُّقَبَاءَ هُمُ ثَلَثُمِائَةٌ وَهُمُ الَّذِيْنَ اِسْتَخْرَجُوْا خَبَايًّا النُّفُوْس وَلَهُمُ عَشْرَةُ أَعْمَالٍ : أَرْبَعَةٌ ظَاهِرَةٌ وَسِتَّةٌ بَاطِنَةٌ
Dan penjelasan tersebut : sesungguhnya bahwa Wali Nuqaba’ itu jumlahnya 300. Mereka itu yang menggali rahasia jiwa dalam arti mereka itu telah lepas dari reka daya nafsu, dan mereka memiliki 10 amaliyah: 4 amaliyah bersifat lahiriyah, dan 6 amaliyah bersifat bathiniyah.
فَاْلأَرْبَعَةُ الظَّاهِرَةُ : كَثْرَةُ اْلعِبَادَةِ وَالتَّحْقِقُ بِالزُّهَّادَةَ وَالتَّجْرِدُ عَنِ اْلإِرَادَةَ وَقُوَّةُ الْمُجَاهَدَةَ
Maka 4 `amaliyah lahiriyah itu antara lain: 1) Ibadah yang banyak, 2) Melakukan zuhud hakiki, 3) Menekan hasrat diri, 4) Mujahadah dengan maksimal.
وَأَمَّا ْالبَاطِنَةُ فَهِيَ التَّوْبَةُ وَاْلإِنَابَةُ وَالْمُحَاسَبَةُ وَالتَّفَكُّرُ وَاْلإِعْتِصَامُ وَالرِّيَاضَةُ فَهَذِهِ الثَّلَثُمِائَةٌ لَهُمْ إِمَامٌ مِنْهُمْ يَأْخُذُوْنَ عَنْهُ وَيَقْتَدُوْنَ بِهِ فَهُوَ قُبْطُهُمْ
Sedangkan `amaliyah batinnya: 1) Taubat, 2) Inabah, 3) Muhasabah, 4) Tafakkur, 5) Merakit dalam Allah, 6) Riyadlah. Di antara 300 Wali ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

ثُمَّ النُّجَبَاءُ أَرْبَعُوْنَ وَقِيْلَ سَبْعُوْنَ وَهُمْ مَشْغُوْلُوْنَ بِحَمْلِ أَثْقَلِ الْخَلْقِ فَلَا يَنْظُرُوْنَ إِلَّا فِى حَقِّ اْلغَيْرِ ، وَلَهُمْ ثَمَانِيَةُ أَعْمَالٍ. أَرْبَعَةٌ بَاطِنَةٌ ،وَ أَرْبَعَةٌ ظَاهِرَةٌ ،

Sedangkan Wali Nujaba’ jumlahnya 40 Wali. Ada yang mengatakan 70 Wali. Tugas mereka adalah memikul beban-beban kesulitan manusia. Karena itu yang diperjuangkan adalah hak orang lain (bukan dirinya sendiri). Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah:
فالظاهرة : الفتوة والتواضع والأدب وكثرة العبادة ،
Yang bersifat lahiriyah adalah 1) Futuwwah (peduli sepenuhnya pada hak orang lain), 2) Tawadlu’, 3) Menjaga Adab (dengan Allah dan sesama) dan 4) Ibadah secara maksimal.
وأما الباطنة فالصبر والرضا والشكر والحياء وهم أهل مكارم الأخلاق
Sedangkan secara Batiniyah, 1) Sabar, 2) Ridla, 3) Syukur), 4) Malu. Dan meraka di sebut juga wali yang mulia akhlaqnya.


وأما الأبدال فهم سبعة رجال ، أهل كمال واستقامة واعتدال ، قد تخلصوا من الوهم والخيال ولهم أربعة أعمال باطنة وأربعة ظاهرة ،
Adapun Wali Abdal berjumlah 7 orang. Mereka disebut sebagai kalangan paripurna, istiqamah dan memelihara keseimbangan kehambaan. Mereka telah lepas dari imajinasi dan khayalan, dan Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah:
فأما الظاهرة فالصمت والسهر والجوع والعزلة
Adapun yang bersifat lahiriyah: 1) Diam, 2) Terjaga dari tidur, 3) Lapar dan 4) ‘Uzlah.
ولكل من هذه الأربعة ظاهر وباطن
Dari masing-masing empat amaliyah lahiriyah ini juga terbagi menjadi empat pula:
Lahiriyah dan sekaligus Batiniyah:
أما الصمت فظاهره ترك الكلام بغير ذكر الله تعالى
Pertama, diam, secara lahiriyah diam dari bicara, kecuali hanya berdzikir kepada Allah Ta’ala.

وأما باطنه فصمت الضمير عن جميع التفاصيل والأخبار
Sedangkan Batinnya, adalah diam batinnya dari seluruh rincian keragaman dan berita-berita batin.
وأما السهر فظاهره عدم النوم وباطنه عدم الغفلة
Kedua, terjaga dari tidur secara lahiriyah, batinnya terjaga dari kealpaan dari dzikrullah.
وأما الجوع فعلى قسمين : جوع الأبرار لكمال السلوك وجوع المقربين لموائد الأنس
Ketiga, lapar, terbagi dua. Laparnya kalangan Abrar, karena kesempurnaan penempuhan menuju Allah, dan laparnya kalangan Muqarrabun karena penuh dengan hidangan anugerah sukacita Ilahiyah (uns).
وأما العزلة فظارها ترك المخالطة بالناس وباطنها ترك الأنس بهم :
Keempat, ‘uzlah, secara lahiriyah tidak berada di tengah keramaian, secara batiniyah meninggalkan rasa suka cita bersama banyak orang, karena suka cita hanya bersama Allah.
وللأبدال أربعة أعمال باطنة وهي التجريد والتفريد والجمع والتوحيد
Amaliyah Batiniyah kalangan Abdal, juga ada empat prinsipal: 1) Tajrid (hanya semata bersama Allah), 2) Tafrid (yang ada hanya Allah), 3) Al-Jam’u (berada dalam Kesatuan Allah, 3) Tauhid.
ومن خواص الأبدال من سافر من القوم من موضعه وترك جسدا على صورته فذاك هو البدل لاغير، والبدل على قلب إبراهيم عليه السلام ،
Salah satu keistimewaan-keistimewaan wali abdal dalam perjalanan qoum dari tempatnya dan meninggalkan jasad dalam bentuk-Nya maka dari itu ia sebagai abdal tanpa kecuali
وهؤلاء الأبدال لهم إمام مقدم عليهم يأخذون عنه ويقتدون به ، وهو قطبهم لأنه مقدمهم ،
Wali abdal ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.
karena sesungguhnya ia sebagai muqoddam abdal-Nya.
وقيل الأبدال أربعون وسبعة هم الأخيار وكل منهم لهم إمام منهم هو قطبهم ،
Dikatakan bahwa wali abdal itu jumlahnya 47 orang mereka disebut juga wali akhyar dan setiap dari mereka ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

ثمّ الأوتاد وهم عبارة عن أربعة رجال منازلهم منازل الأربعة أركان من العالم شرقا وغربا وجنوبا وشمالا ومقام كل واحد منهم تلك ولهم ثمانية أعمال أربعة ظاهرة وأربعة باطنة ،
Kemudian Wali Autad mereka berjumlah 4 orang tempat mereka mempunyai 4 penjuru tiang -tiang, mulai dari penjuru alam timur, barat, selatan dan utara dan maqom setiap satu dari mereka itu, Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 lagi bersifat lahiriyah, dan 4 bersifat batiniyah:
فالظاهرة :كثرة الصيام ، وقيال الليل والناس نيام ، وكثرة الإيثار ، والإستغفار بالأسحار
Maka yang bersifat lahiriyah: 1) Banyak Puasa, 2) Banyak Shalat Malam, 3) Banyak Pengutamaan ( lebih mengutamakan yang wajib kemudian yang sunnah ) dan 4) memohon ampun sebelum fajar.
وأما الباطنة : فالتوكل والتفويض والثقة والتسليم ولهم واحد منهم هو قطبهم
Adapun yang bersifat Bathiniyah : 1) Tawakkal, 2) Tafwidh , 3) Dapat dipercaya ( amanah) dan 4) taslim.dan kepercayaan, pengiriman, dan dari mereka ada salah satu imam ( pemukanya), dan ia disebut sebagai Quthub-nya.
وأما الإمامان فهما شخصان أحدهما عن يمين القطب والآخر عن شماله فالذي عن يمينه ينظر فى الملكوت وهو أعلى من صاحبه ، والذى عن شماله ينظر فى الملك ، وصاحب اليمين هو الذي يخلف القطب ، ولهما أربعة أعمال باطنة وأربعة ظاهرة :
Adapun Wali Dua Imam (Imamani), yaitu dua pribadi, salah satu ada di sisi kanan Quthub dan sisi lain ada di sisi kirinya. Yang ada di sisi kanan senantiasa memandang alam Malakut (alam batin) — dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kiri –, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak). Sosok di kanan Quthub adalah Badal dari Quthub. Namun masing-masing memiliki empat amaliyah Batin, dan empat amaliyah Lahir.

فأما الظاهرة ، فالزهد والورع والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر
Yang bersifat Lahiriyah adalah: Zuhud, Wara’, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.
وأما الباطنة فالصدق والإخلاص والحياء والمراقبة
Sedangkan yang bersifat Batiniyah: Sidiq ( Kejujuran hati) , Ikhlas, Mememlihara Malu dan Muraqabah.

وقال القاشاني فى اصطلاحات الصوفية :
Syaikh Al-Qosyani dalam istilah kitab kewaliannya Berkata :
الإمامان هما الشخصان اللذان أحدهما عن يمين القطب ونظره فى الملكوت
Wali Imam adalah dua orang, satu di sebelah kanan Qutub dan dan senantiasa memandang alam malakut ( alam malaikat )
والآخر عن يساره ونظره فى الملك،
, dan yang lainnya ( satu lagi ) di sisi kiri ( wali Qutub ) –, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak).
وهو أعلى من صاحبه وهو الذى يخلف القطب ،
dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kanan, Sosok di kiri Quthub adalah Badal dari Quthub
قلت وبينه وبين ما قبله مغايرة فليتأمل
Syaikh Al-Qosyani berkata, diantara dirinya ( yang sebelah kiri ) dan antara sesuatu yang sebelumnya ( sebelah kanan ) memiliki perbedaan dalam perenungan
والغوث عبارة عن رجل عظيم وسيد كريم تحتاج إليه الناس عند الاضطرار فى تبيين ماخفى من العلوم المهمة والأسرار ، ويطلب منه الدعاء لأنه مستجاب الدعاء لو أقسم على الله لأبرقسمه مثل أويس القرنى فى زمن رسول الله صلعم ، ولايكون القطب قطبا حتى تجتمع فيه هذه الصفات التى اجتمعت فى هؤلاء الجماعة الذين تقدم ذكرهم انتهى من مناقب سيدي شمس الدين الحنفى
Wali Ghauts, yaitu seorang tokoh besar ( agung ) dan tuan mulia, di mana seluruh ummat manusia sangat membutuhkan pertolongannya, terutama untuk menjelaskan rahasia hakikat-hakikat Ilahiyah. Mereka juga memohon doa kepada al-Ghauts, sebab al-Ghauts sangat diijabahi doanya. Jika ia bersumpah langsung terjadi sumpahnya, seperti Uwais al-Qarni di zaman Rasul SAW. Dan seorang Qutub tidak bisa disebut Quthub manakala tidak memiliki sifat dan predikat integral dari para Wali.
Demikian pendapat dari kitab manaqib Sayyidi Syamsuddin Al-Hanafi…

الأمناء : وهم الملامتية ، وهم الذين لم يظهر مما فى بواطنهم أثر علي ظواهرهم وتلامذتهم فى مقامات أهل الفتوة
Wali Umana : Mereka adalah kalangan Malamatiyah, yaitu orang-orang yang tidak menunjukkan dunia batinnya ( mereka yang menyembunyikan dunia batinnya ) dan tidak tampak sama sekali di dunia lahiriyahnya. Biasanya kaum Umana’ memiliki pengikut Ahlul Futuwwah, yaitu mereka yang sangat peduli pada kemanusiaan.

وفى اصطلاحات شيخ الإسلام زكريا الأنصاري : النقباء هم الذين استخرجوا خبايا النفوس وهم ثلثمائة
Dalam istilah Syaikh al-Islam Zakaria Al-Anshar ra.: Wali Nuqoba adalah orang-orang yang telah menemukan rahasia jiwa, dan mereka ( wali Nuqoba ) berjumlah tiga ratus orang
والنجباء : هم المشغولون بحبل أثقال الخلق وهم أربعون اهـ
Dan Nujaba mereka disibukan dengan tali beban-beban makhluk jumlah wali Nujaba Empat puluh orang
قال : الأفراد هم الرجال الخارجون عن نظر القطب
Berkata Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala : wali afrod adalah Orang-orang yang keluar dari penglihatan wali qutub artinya Wali yang sangat spesial, di luar pandangan dunia Quthub.
Para Quthub senantiasa bicara dengan Akal Akbar, dengan Ruh Cahaya-cahaya (Ruhul Anwar), dengan Pena yang luhur (Al-Qalamul A’la), dengan Kesucian yang sangat indah (Al-Qudsul Al-Abha), dengan Asma yang Agung (Ismul A’dzam), dengan Kibritul Ahmar (ibarat Berlian Merah), dengan Yaqut yang mememancarkan cahaya ruhani, dengan Asma’-asma, huruf-huruf dan lingkaran-lingkaran Asma huruf. Dia bicara dengan cahaya matahati di atas rahasia terdalam di lubuk rahasianya. Ia seorang yang alim dengan pengetahuan lahiriah dan batiniyah dengan kedalaman makna yang dahsyat, baik dalam tafsir, hadits, fiqih, ushul, bahasa, hikmah dan etika. Sebuah ilustrasi yang digambarkan pada Sulthanul Auliya Syeikhul Quthub Abul Hasan Asy-Syadzily – semoga Allah senantiasa meridhoi .
Disalin dari kitab mafahirul aliyah hal 15-17